Medan Pers, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) PT Sumbawa Timur Mining (STM), Kabupaten Huu, Pt Sumbawa Timur Mining (STM), diberitahu tentang kolam limbah di provinsi barat Nusa Tengara (NTB).
Kepala Departemen Rudarda, kantor NTB ESDM Ivan Setiyavan tidak benar, karena status STM masih dalam penelitian dan mengikuti laporan reguler sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca Juga: Aspebindo menyarankan bagian HBA dan HMA untuk kompetisi bisnis pertambangan
Pernyataan itu dibahas setelah kantor NTB ESDM mengunjungi hubungan STM dan kelompok pembangunan berkelanjutan dan menerima penjelasan terperinci tentang pengembangan pembangunan.
Pada pertemuan yang diadakan di kantor NTB ESDM, Ivan Setiyavan mengatakan status STM masih dalam penemuan daripada produksi atau eksploitasi.
Baca Juga: Nilai Pemirsa ID Pemikiran Yang Meninjau Nilai Memainkan Peran dalam Mengoptimalkan Inferorite
“Dia masih mengeksplorasi posisinya, tidak mungkin untuk operasi produksi, mari kita bicara tentang kolam limbah,” kata Ivan, Kamis (10/4).
Ivan mengatakan bahwa proses penelitian STM masih panjang, karena ia harus menemukan sumber sumber yang sangat rinci untuk menentukan situs mineralnya.
Baca Juga: Exanmobil Menjadi Mitra Strategis dari Industri Pertambangan
“Selama masa ini, periode penelitian masih disertai oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan setiap langkah kegiatan yang kami terima laporan rutin,” katanya.
Pengawasan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dilakukan melalui inspektur pertambangan, keamanan pekerjaan dan lainnya.
Setelah menerima keakuratan data, sampel geografis untuk distribusi dan jumlah bahan pertambangan dilakukan, hanya penelitian lebih lanjut untuk meninjau hasil pemodelan geografis dan pengumpulan data tambahan.
Fase penilaian, pemantauan dan kontrol berlanjut, serta kelanjutan dari laporan dan pendaftaran keyakinan geografis, tergantung pada cadangan untuk beberapa kegiatan.
Sekretaris NTB ESDM Niken Arumda selalu secara aktif selaras dengan administrasi lokal tentang kegiatan perusahaan, termasuk masalah kolam limbah yang mencemari lingkungan ini.
“Ada UKL-RPL (upaya Eco-Red untuk mengelola lingkungan). Sudah ada rencana pemantauan, dan laporan akan secara teratur diserahkan ke KLHK.
Serupa adalah lelucon (rencana kerja dan anggaran), “katanya.
Memantau setiap hari
Komunikasi utama STM Cindy EJA saat ini sedang dalam periode penelitian STM dan mengutuk kurangnya kapasitas produksi dan kegiatan produksi.
Dia menekankan bahwa produksi yang tersisa tidak akan terbuang ketika tuduhan diedarkan.
“Terutama sejak Januari 2025, STM telah dikenal sebagai waktu ketika lapangan telah dikurangi atau disebut periode perawatan dan manajemen setelah akhir fase terowongan,” katanya. Menurut Cindi, kolam ini bukan tempat penampungan residu limbah, tetapi reservoir air tanah yang dalam adalah fasilitas pendukung untuk pengujian air tanah yang dalam.
“Kolam ini sebelumnya digunakan untuk mendukung metode pengujian pendinginan air tanah yang dalam, yang sekitar 1000 meter di bawah permukaan lantai. Tes ini penting untuk menemukan metode pendinginan untuk panas di bawah permukaan lantai,” katanya.
Metode pendinginan bawah tanah di STM harus diuji karena perusahaan berencana untuk menggunakan metode penambangan bawah tanah di masa depan.
Situs tembaga sekitar 500 meter di bawah permukaan lantai dan dekat sistem panas bumi, sehingga suhu berikut dapat mencapai 80-110 derajat Celcius.
Metode pendinginan yang tepat sangat penting untuk mewujudkan kegiatan penambangan yang aman dan aman.
Kumpulan STM saat ini tidak ditutup karena akan didaur ulang untuk tujuan penelitian, kata Cindi.
Namun, perusahaan selalu melakukan pemantauan harian untuk memberikan standar kualitas sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kami akan mendapatkan penggunaan kawasan hutan (PPKH) sesuai dengan laporan UKL-UPL dan hukum dan peraturan yang berlaku dan secara teratur melaporkan tentang pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kementerian Hutan.” (Mcr10/Medan Pers)