Medan Pers, Jakarta – Menteri Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah Indonesia sedang mengembangkan ekosistem digital di salah satu lembaga pertumbuhan baru.
Potensi superior sektor digital di Indonesia dengan jumlah kepemilikan seluler di masyarakat hingga 353,3 juta, pengguna internet aktif pada awal 2024, hingga startup terbesar di ASEAN, hingga 2.651.
Baca Juga: Pertemuan Koordinator Hangat Airlangga dan Sekretaris -Jenderal OECD Mathias Cormann, ini dibahas
Selain itu, di sektor keuangan, indeks masuk keuangan Indonesia 2024 adalah sekitar 75 %, yang menyiratkan bahwa kebanyakan orang telah menggunakan teknologi digital, terutama untuk kebutuhan keuangan.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih kuat, potensi digital yang berbeda tentu saja digunakan.
Baca Juga: Koordinasi Menteri Airlangga dengan Arizona State University, ini adalah tujuannya
“Kesempatan untuk memasuki Indonesia untuk memasuki periode digital sangat terbuka, dan karena ekonomi digital Indonesia adalah 40 %, itu,” sehingga kepemimpinan Indonesia juga telah diluncurkan, yang kami sebut sebagai perjanjian ekonomi digital. “
“Ini adalah perjanjian pertama untuk ekosistem digital di seluruh dunia,” lanjutnya.
Baca Juga: Semikonduktor Indonesia dan Purdue Teden Mou, Menko Airlangg: Momentum Historical
Menko Airlangga menjelaskan bahwa sebagai proyek pertama, Indonesia dan ASEAN juga meluncurkan sistem pembayaran silang di Assean menggunakan teknologi kode QR atau kode respons standar (QRI).
Upaya ini lebih mudah bagi orang yang bepergian ke ASEAN, seperti Singapura, Vietnam, Malaysia dan Thailand, untuk membayar transaksi elektronik.
Selain itu, pengembangan startup di tengah -tengah era kompetitif yang berkembang, Menko Arlerangga mengatakan perlunya mengembangkan kemampuan untuk berinovasi dan memberikan pilihan bisnis lainnya.
Oleh karena itu, pemerintah masih bekerja pada fasilitas pendidikan dan pendidikan yang berkolaborasi dengan berbagai lembaga pendidikan seperti Apple Academy dibuka untuk Sorabaya di Tangang, Batam.
Apple’s Academy didirikan untuk memfasilitasi siswa dan anak muda yang tertarik dengan kewirausahaan digital dengan memberikan pelatihan satu tahun untuk mendorong kaum muda menjadi kreatif dalam memproduksi program kerja.
Selain mendorong pengembangan startup, micro -companies (MSME) juga merupakan salah satu aspek yang masih didorong melalui bingkai digital.
Menko Airlangga mengatakan MSME bisa menjadi bagian dari penjual MSME sehingga dapat mengembangkan perdagangan lebih lanjut.
Salah satu model ritel yang luar biasa dibuat oleh Sampoerna, Asosiasi Pengecer Sampoerna (SRC), yang telah memodernisasi toko menggunakan sistem operasi digital untuk memperluas pasar.
“Sebagian besar startup digital Indonesia yang dikembangkan oleh bahasa Inggris. Sekarang ini adalah keuntungan dari digitalisasi Indonesia. Pertumbuhan tahunan sektor -sektor ini memiliki dua kali lipat, dan sektor -sektor, e -commerce, logistik, perjalanan dan pembayaran, berada di lini depan garis digital Indonesia.
Mengingat potensi digital yang berbeda ini, pemerintah juga terus mengembangkan infrastruktur digital untuk mendukung pengembangan ekonomi digital menggunakan jaringan serat Ring Palapa, yang menghubungkan satelit satria yang tidak berfungsi dengan satelit rendah.
Di masa depan, pemerintah akan semakin tumbuh dalam pasokan infrastruktur digital sehingga seluruh wilayah dapat terhubung dengan benar.
Penutupan diskusi di panel, koordinasi Menteri Airlangga kepada kaum muda yang tertarik untuk menciptakan bisnis, terutama di bidang digital, salah satunya melalui inkubasi komersial, untuk mengembangkan kualifikasi wirausaha, jaringan, dan wawasan.
Setelah menggunakan inkubator komersial, generasi muda diharapkan untuk terus melahirkan berbagai ide dan inovasi, terus menarik investor dan menjaga stabilitas dalam administrasi bisnis. (Medan Pers)
Bacalah artikel lain … Setelah menghadiri KTT APEC, Menko Airlangan Lanjutan ke Brasil dengan Presiden Prabowo