Medan Pers, BANDUNG – Calon gubernur (kagub) Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti permasalahan sampah yang masih menjadi tugas utama di setiap periode pemerintahan.
Rencananya, entitas bernama Demul akan membangun lima pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di wilayah Jawa Barat.
Baca Juga: Gibran yakin PLTS adalah solusi pengelolaan sampah.
Demul mengatakan, butuh keberanian untuk mewujudkan ide pembuatan PLTS.
“Masalahnya adalah kurangnya keberanian untuk membunuh. Jadi kenapa kamu tidak punya keberanian? “Karena biasanya ada tekanan dari kelompok lingkungan hidup,” kata Didi saat ditemui di Bang Bang, Sabtu (5/10).
Baca Juga: PLTS 5 Wilayah Segera Mulai Dikerjakan
Jika sudah selesai, harus dihubungkan dengan desain hijau yang dirancang dengan cermat.
Mereka telah memberikan contoh sistem pembuangan limbah yang sebagian besar tidak efisien. Sistem seperti ini hanya dapat diterapkan di wilayah atau komunitas kecil.
Baca juga: PLN Beli Listrik PLTSA 100Mw dengan Tingkatkan Penggunaan EBT
Oleh karena itu, sistem pengolahan sampah versi Demuls dibagi menjadi dua bagian. Pertama, mengklasifikasikan sampah rumah tangga untuk wilayah kecil dan besar di PLTS.
“Jadi kalau dua-duanya saya bagi, satu pendistribusian sampah tetap untuk wilayah yang lebih kecil, yang lebih besar di PLTS.” Lalu harus terintegrasi, misalnya kalau dijadikan pupuk organik anorganik harus pakai pertanian. Itu,” jelasnya.
“Kemudian negara membelinya. Sekarang tidak ada pemerintahan di negara ini. Inilah yang perlu Anda pahami cara mengelolanya. Karena bicara teori saja, kalau tidak dipahami, sulit dikatakan bagaimana caranya.
Ia mengatakan, PLTS calon nomor 04 rencananya akan dibangun di kawasan pemukiman Cirebon, Bogor, Kota Bandung, dan kawasan Pringan Timur. Sebanyak lima PLTS telah masuk dalam rencana pengembangan.
“Pendanaannya bisa melalui APBD. Ini kemudian dapat dihubungkan dengan perusahaan. “Kalau APBD kita mau dibuat cukup, kalau kita mau efisien daripada dibelanjakan secara tidak tepat ya,” tegasnya.
Belakangan ini persoalan sampah di Jabar kembali menjadi sorotan. Pasalnya, Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat kelebihan kapasitas.
TPA Sarimukti yang sedianya mendapat zona perluasan pada Juni 2024, justru mengalami kendala dan diperkirakan perluasannya baru bisa dilakukan pada tahun 2025.
Saat ini TPA sudah kelebihan beban 1.000 persen, dan jika tidak ada pengurangan sampah di sumbernya, maka TPA tersebut akan habis masa berlakunya pada Maret 2025. (mcr27/Medan Pers)
