Medan Pers, Jakakarta – Presiden Badan Statistik Pusat (BPS) Amalia Adinegar Vijasanti, pada kuartal pertama tahun 2025, mengatakan bahwa orang yang mempengaruhi pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lambat adalah faktor gaya hidup.
“Pertumbuhan restoran, makanan dan minuman masih relatif kuat, transportasi dan komunikasi masih tumbuh sebesar 6,18 persen. Ini tidak jauh berbeda dari pemukiman sebelumnya.” Katanya.
Baca juga: konsumsi rumah yang buruk, daya beli harus diperkuat
Amalia mengatakan bahwa meskipun melemahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama tahun 2025, jumlahnya bukan yang terendah dalam lima tahun terakhir.
Amalia mengatakan bahwa pada kuartal pertama tahun 2020, pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai -5,52 persen.
Baca juga: Missbachun: Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Menjadi Penting untuk Meningkatkan Ekonomi
Konsumsi rumah tangga menurun pada kuartal pertama 4,35 persen pada kuartal pertama 2022 dan 4,53 persen pada kuartal pertama 2023.
Menur Amalia, pada kuartal pertama 2024, 4.91 persen dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga, pemilihan umum 2024 (pemilihan umum) dan momen Ramadhan adalah karena momentum Ramadhan.
“Dibandingkan dengan kondisi yang tidak ditentukan, pada kenyataannya, dalam 1 kuartal (kuartal/kuartal I) 2025, pada tahun -tahun sebelumnya, ini relatif baik dibandingkan dengan kuartal pertama tanpa pemilihan,” katanya.
BPS mencapai 4,87 % setiap tahun pada kuartal pertama tahun 2025, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87 % (YOY) dan berdasarkan harga yang valid 5,65,9 triliun rp dan PDB (ADHB) (ADHB), berdasarkan RP3.264.5 triliun.
Amalia Adinegar Vidisanti, “kuartal pertama 2024 atau Q-Q (kuartal-cheykrek/kuartal), ekonomi Indonesia adalah -0,98 persen.” Katanya. (Antara/Medan Pers)