Medan Pers, Ungaran – Bank Mandir kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung industri kreatif tanah air melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Pada saat ini, Bank Mandir meluncurkan inisiatif baru untuk memperkuat kelompok tenun tradisional di Bali, Lombok dan Kupang, yang diharapkan dapat membawa produk tenun lokal Indonesia ke kancah internasional.
Baca Juga: Para bankir menegaskan kembali komitmen untuk mendorong ekonomi berkelanjutan pada COP 29 di Azerbaijan
SEVP Corporate Relations Bank Mandir Vishnu Trihangodu menegaskan Bank Mandir berkomitmen penuh dalam pengembangan industri fashion lokal, khususnya dalam pemberdayaan kelompok tenun tradisional.
Menurut Wisnu, Bank Mandir akan berperan dalam meningkatkan sektor ekonomi kreatif dan membawa produk UMKM lokal ke pasar domestik dan global sehingga meningkatkan nilai penjualan produk tersebut. Peningkatan nilai penjualan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan usaha kecil menengah di sektor kreatif dan mendongkrak momentum perekonomian nasional.
Baca Juga: Gandeng Fiesta, Bank Mandir Taspen Luncurkan Program Bisnis Toko Mantop Beku
“Tekstil asal Bali, Lombok dan Kupang mempunyai kekayaan budaya dan nilai seni yang luar biasa. “Kami melihat potensi besar untuk mempromosikan produk ini agar mampu bersaing di pasar global,” kata Wisnu, Sabtu malam (16/11) di Komplek Garuda Wisnu Kenkana (GWK), Ungasan Hills.
Mereka berharap dukungan yang diberikan berupa pelatihan dan infrastruktur dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas para penenun.
Baca Juga: Dampak Transformasi Digital, Bank Mandir Raih Berbagai Penghargaan Internasional
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Banka Mandir telah mendukung empat kelompok tenun di Lombok, Bali dan Kupang untuk mengembangkan usaha kreatif mereka.
Di antaranya Koperasi Produsen Sipta Vastra Sundara di Bali yang berjumlah 63 penenun dari sembilan kabupaten dan dua kelompok binaan Rumah BUMN di Kupang, Kelompok Tenun Ikat Ina Sabu yang beranggotakan 30 orang.
Disusul Kelompok Usaha Tenun IU Tupas yang beranggotakan 14 orang dan Kelompok Usaha Koperasi Tenun Nyalkok Lombok Timur yang beranggotakan 13 orang penenun.
Wisnu menjelaskan, pihak Bank Pura juga memberikan pelatihan khusus untuk memperdalam teknik menenun dan juga membekali para penenun berbagai sarana dan prasarana seperti mesin jahit, alat tenun, benang, pewarna dan peralatan lainnya.
Dukungan Bank terhadap Label Pita Emas bertujuan untuk mendorong berkembangnya industri kreatif lokal dan menciptakan peluang produk Indonesia dikenal di luar negeri.
“Kami ingin memberikan kesempatan kepada penenun lokal untuk mengembangkan, berinovasi, dan memasarkan karyanya secara internasional,” jelas Wisnu.
Ia menambahkan, amanah tersebut merupakan langkah konkrit untuk mendukung agenda pembangunan berkelanjutan Bank Mandir sejalan dengan Tujuan 8 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dukungan bank berkode emiten BMRI ini menjadi fokus perusahaan milik negara tersebut dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai penggerak perekonomian nasional.
Dengan meningkatkan kualitas produk, Bank Mandir berharap tekstil Bali, Lombok, dan Kupang dapat menjadi ciri khas fashion Indonesia yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Program TJSL Bank Mandiri diharapkan tidak hanya mensejahterakan warga sekitar, namun juga menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkelanjutan.
“Dengan dukungan ini, kami ingin menciptakan lebih banyak peluang bagi para wirausahawan kreatif, memberikan mereka semangat untuk terus berkarya dan membawa produknya ke pasar yang lebih luas,” tutupnya.