Bagaimana Kalau Bu Sri Mulyani jadi Menhan?

author
2 minutes, 49 seconds Read

Medan Pers – JAKARTA – Mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Wijajanto mengaku pernah mengusulkan nama Sri Mulyani sebagai calon Menteri Pertahanan (Menhan) DPR RI.

Sebab, Indonesia membutuhkan menteri pertahanan yang paham ekonomi pertahanan.

BACA SELENGKAPNYA: Maman Abdurrahman bergabung dengan kabinet Prabovo-Gibran dan menjadi Menteri UMKM

Hal itu diungkapkan Andi saat menjadi bintang tamu di podcast saluran YouTube Akbar Faizal Uncensored yang diunggah pada Minggu (13/10/2024).

Ilmuwan yang kini menjabat Kepala Konsultan Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45) ini menjelaskan, faktor utama dalam modernisasi keamanan nasional bukanlah ancaman, lompatan teknologi atau sikap perang, melainkan ekonomi pertahanan.

BACA SELENGKAPNYA: Kaos Calon Menteri Prabowo yang Berslogan Menarik Perhatian, Lihat di Sini!

“Kita membutuhkan menteri yang merencanakan anggaran keamanan jangka panjang,” katanya.

Untuk menyarankan ekonomi keamanan sebagai perubahan besar, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah bertanya kepada Andi tentang sosok yang cocok menjadi Menteri Pertahanan pasca Pilpres 2019.

BACA SELENGKAPNYA: Post Gibran memaparkan 4 gagasan program kepada pemerintahan Prabowo

Saya usul Sri Mulyani, kata Andi. “…karena kita membutuhkan orang-orang yang benar-benar mampu mengelola pertahanan secara ekonomi.”

Selaku pembawa acara podcast, Akbar Faizal pun menanggapi komentar Andi.

“Debat ini bisa saja mengubah posisi calon menteri pertahanan (kabinet Prabovo, red.),” kata Akbar lalu tertawa.

Lebih lanjut Andi mengatakan, dirinya bertemu dengan salah satu menteri pertahanan negara lain di Eropa. Acara tersebut berlangsung pada Konferensi Hak-Hak Profesional Angkatan Bersenjata (REAIM) 2023 di Den Haag, Belanda.

Dalam forum tersebut, Andi bergabung dalam kelompok diskusi. Di sebelahnya adalah Menteri Pertahanan Swedia.

Andi pun mengetahui sosok penting tersebut.

“Ph.D. di bidang ilmu ekonomi (Doktor Ilmu Ekonomi, red.),” kata Andi menjelaskan sejarah menteri.

Menurut Andi, angka tersebut tidak ada dasarnya di bidang persenjataan atau kebijakan keamanan. “…tapi sekarang dia adalah menteri pertahanan Swedia,” kata mantan sekretaris kabinet itu.

Andi Presiden K.Kh. menjelaskan secara rinci pekerjaan Menteri Pertahanan. Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama ini dipercayakan kepada personel sipil maupun non-militer.

Namun pada masa pemerintahan Presiden Jokowi, jabatan menteri pertahanan diberikan kepada pria yang berlatar belakang militer.

Pada Pilpres 2014, Jokowi mengangkat Ryamizard Ryacudu sebagai Menteri Kabinet Pertahanan.

Selain itu, Jokowi juga menunjuk Prabowo Subianto, mantan tentara, sebagai Menteri Pertahanan DPR RI.

Lantas, siapa nama yang cocok menjadi Menteri Pertahanan di pemerintahan Prabowo selanjutnya?

Andi menetapkan tiga syarat bagi calon menteri pertahanan. Kriteria pertama, calon menteri pertahanan berikutnya haruslah orang yang paham ekonomi pertahanan.

“Selama sepuluh tahun (di bidang keamanan, Red.) kami fokus pada alokasi anggaran, PDB (produk domestik bruto, Red.), perubahan teknologi, dan sebagainya. Jadi ini benar-benar masalah ekonomi keamanan, kata Andi.

Meraih gelar PhD dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Singapura, ia mengatakan tidak semua perwira TNI memiliki keterampilan atau pengalaman dalam mengelola ekonomi pertahanan dan perencanaan anggaran.

“Syarat pertama saya nasehatkan pada Bu Shri Mulyani,” ujarnya.

Kriteria kedua, calon menteri pertahanan berikutnya harus memahami tantangan global yang dihadapi Indonesia. Menurut Andi, tokoh tersebut harus memahami geopolitik.

“Dalam acara kedua ini saya menghadirkan Ibu Retno (Retno LP Marsudi), seorang diplomat yang memahami situasi politik,” kata Andi.

Kriteria ketiga bagi Menhan selanjutnya adalah pemahaman mengenai pengerahan militer di era demokrasi. Tokoh ini bisa saja tampil sebagai sarjana konstitusi atau profesor hukum.

Kata Andi Moh. Pakar konstitusi negara, Mahfud Md. Presiden K.H. adalah Menteri Pertahanan. Abdurrahman Wahid.

Seorang peneliti pertahanan dan militer mencatat, identitas menteri pertahanan yang memahami tatanan demokrasi adalah proyek reformasi tahun 1998.

Oleh karena itu Andi berharap Menhan selanjutnya memahami ekonomi pertahanan, memahami situasi politik dan diplomasi, serta mengetahui demokrasi.

“Ini menteri pertahanan,” katanya. (Medan Pers)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *