Anak Buah Prabowo Minta Maaf Soal Pagar Laut Misterius, Kalimatnya Tulus Banget

author
1 minute, 14 seconds Read

Medan Pers, Jakarta – Dengan 30 km adalah percakapan dalam komunitas pagar Misterius Laut di Benten, Mandarik, yang juga membuat bagian belakang. Presiden Dabuant Dabuant juga melakukan penghentian polemik.

Nabrron Wahid, Kepala Pertanian dan Badan BPN (ATR / BPN), maaf atas suara komunitas di Marien.

Harap Baca: Oh, ternyata pagar misterius ini adalah kesalahan instalasi

Menurut Nusron, pengabaian ini terkait dengan respons masyarakat terhadap kebingungan keberadaan pagar laut.

“Kami mohon maaf untuk orang -orang atas nama BPN ATTR / Perdana Menteri untuk suara publik”, kata Nousroon Senin (1/20).

Harap Baca: Sttt, jangan heran karena nilai pagar laut ilegal

Politisi partai Golkar ini menjelaskan bahwa kementerian terbuka membuka masalah fquee laut ilegal dengan transparansi. Ini dilakukan untuk menghindari kesalahan yang paling potensial.

“Kami akan tersenyum dengan masalah mengkilap ini, transparan – transparan, kami tidak memiliki apa -apa untuk diliput”, jelas.

Nusroom menekankan bahwa pelayanannya serta polisi untuk pagar 30,16 km untuk hak -hak bangunan (SHGB) di dalam air.

Kata ATR / BPN. Kementerian mengirim survei dan area tanah (SPPR) untuk mengoordinasikan Badan Eksolisitas Reoografis (Besar) ke garis pantai batuk negara Kohod.

Kementerian ATR / BPN mengatakan bahwa jika sertifikasi yang telah diterbitkan dalam hasil koordinasi verifikasi telah keluar dari pesisir, evaluasi dan ditinjau secara serius dilakukan.

Seperti diketahui, pembangunan pagar marright 30,8 berada di utara Laut Star dan 8 dalam ciuman yang ada di tempatnya.

Pagar dinyatakan sebagai upaya untuk mengurangi gesekan dan tsunami tetapi data menunjukkan bahwa komposisi ini lebih membahayakan.

Saya menyimpulkan kepada kami data ombmindsme, regombrit tinggi dari 3/888 ikan nelayan di area pita, lihat video ini juga!

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *