Medan Pers, NGADA – Pembangunan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Desa Inagena, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tengga Timur (NTT) berhasil memanfaatkan manfaat sungai lilin.
Saat ini BUMDes Maju Bersama sudah siap menjual hair tonic dari lilin ke luar negeri.
Baca juga: Menatap 2015, Arahkan BUMD Perkuat Program Pangan Gratis
Upaya menanam tanaman herbal untuk meningkatkan nilai jual lilin sebagai produk modal di Desa Inagena tidaklah mudah untuk dilakukan.
Selama satu dekade, lilin dijual dengan harga murah sebagai barang kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA: Menteri Desa Yandri Susanto dorong BUMD tingkatkan produksi dan inovasi.
Namun dengan dilaksanakannya Program Transformasi Ekonomi Desa Terpadu (TEKAD), upaya untuk memberikan nilai tambah pada lilin tersebut mulai dilakukan.
“Program TEKAD memberikan kontribusi nyata dengan memberikan pelatihan dan dukungan dana hingga Rp 100 juta pada tahun 2012,” kata Koordinator Program TEKAD Kabupaten Ngada Anthony Silvester (19/12/2024).
BACA JUGA: Pegadaian Tawarkan Program Akting BUMDES di Sumedang
Warga dari program TEKAD telah memberikan bantuan keuangan untuk membeli alat press lilin, freezer, alat press dan botol. Acara Demonstrasi Plot (Demplot) ini merupakan kesempatan bagi warga Desa Inegena untuk belajar cara membuat lilin pada berbagai produk mulai dari minyak rambut hingga produk perawatan kulit.
“Bantuan ini merupakan langkah awal untuk mendorong masyarakat pedesaan agar mengambil kredit dan menjual barang-barangnya,” ujarnya.
Melihat besarnya harapan dan peluang yang dimiliki desa tersebut, maka pada tahun 2023, Pemkab Ngada akan menyediakan mesin penghancur lilin berupa mesin, oven, dan lemari es.
Selain itu, Program TEKAD juga mengalokasikan dana sebesar Rp 260 juta untuk pembangunan Solar Dome Dryer, pembelian liberizer dan mesin penyegel vakum.
Semua sumber daya ini membantu meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi produk lokal.
Tahun ini, Inegena Village menjalin kerjasama khusus dengan PT Agradaya dan menggunakan dana CSR dari PT Pelindo II sebesar Rp 149.766.600 untuk membangun fasilitas manufaktur Solar Dome Dryer.
“Saat ini progres program sudah mencapai 40 persen, hal ini menunjukkan semangat kerja dan kerjasama berbagai pihak dalam mendukung pembangunan perekonomian desa,” kata Silvester.
Kini, selain membuat lilin bulat dan minyak lilin, Desa Inegena juga memanfaatkan lilin cangkang untuk membuat briket limbah.
Inovasi ini dikembangkan melalui Program Kampus Merdeka dengan bantuan tenaga magang dari PT Agradaya.
Desa ini juga mulai memproduksi produk-produk baru seperti tonik rambut minyak beraroma lilin, yang memiliki potensi pasar yang sangat besar.
Untuk pemasarannya, Desa Inegena menggandeng PT Agradaya sebagai pengekstrak lilin dengan tujuan ekspor.
Langkah ini memperkuat posisi Desa Inegena dalam rantai global, membuka akses ke pasar internasional dan meningkatkan pendapatan lokal.
“Karena keberhasilannya yang luar biasa, Desa Inegena berhasil meraih predikat Desa Program TEKAD Terbaik tingkat nasional pada tahun 2024,” pungkas Silvester.
Sebagai informasi, Program Transformasi Ekonomi Desa Terpadu (TEKAD) merupakan proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Ekonomi Desa dan Investasi (PEID) Kementerian Desa dan Pencegahan. . Pembangunan wilayah (Jumat/Medan Pers).