Medan Pers, WASHINGTON DC – Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang baru-baru ini dikonfirmasi oleh Senat, mengatakan pada Selasa bahwa penyelesaian konflik Ukraina akan melibatkan “diplomasi keras” dan pragmatisme.
“Tentu saja, hal ini memerlukan diplomasi yang kompleks dan menuntut. Itu harus dilakukan dengan penuh semangat,” kata Rubio kepada ABC News.
BACA JUGA: Donald Trump akan membatalkan kebijakan mobil listrik, para aktivis lingkungan bersiap
Rubio mengatakan baik Rusia maupun Ukraina tidak mampu mencapai “tujuan maksimal” terkait konflik tersebut.
Dia menekankan pentingnya kembali ke pragmatisme, keseriusan dan “kerja keras diplomasi”.
BACA JUGA: Donald Trump: Saya akan mengakhiri perang di Ukraina dan Timur Tengah
“Amerika Serikat mempunyai peran yang harus dimainkan di sini. “Kami mendukung Ukraina, namun konflik ini harus diakhiri,” tambahnya.
Rubio juga mencatat bahwa Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya untuk mempromosikan perdamaian dalam pidato pengukuhannya pada hari Senin.
BACA JUGA: Donald Trump, Presiden AS, 5 Pernyataan Kontroversial yang Dilontarkannya di Hari Pertama
“Saya pikir semua orang harus senang bahwa kita memiliki presiden yang ingin mendorong perdamaian, dan itu berarti kita ingin perang di Ukraina berakhir,” katanya.
Rubio mencatat bahwa konflik Ukraina “tidak akan dibahas melalui konferensi pers atau wawancara.”
“Konflik ini harus dinegosiasikan dengan cara yang biasa digunakan dalam perjanjian tersebut, yaitu melalui pengaruh, kekuatan nasional dan pengaruh kita, tidak hanya untuk mengakhiri konflik, tetapi juga untuk menjamin stabilitas jangka panjang di Eropa dan sekitarnya,” ujarnya. .
Trump sebelumnya mengatakan dia berencana bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dia juga menambahkan bahwa dia akan memahami kerangka waktu yang paling mungkin untuk mengakhiri konflik Ukraina hanya setelah melakukan pembicaraan dengan Putin. (ant/dil/Medan Pers)Video terpopuler hari ini: