Medan Pers, Pasuruan – Menteri Imigrasi Mohd Iftita Sulaiman Suryanagara, dalam kunjungannya ke Jawa Timur, Minggu (19 Januari), menyempatkan diri mengunjungi markas Batalyon Kavaleri Pesisir (Yonko) 8/New South Wales/2.
Mayjen Susilo, Panglima Divisi Infanteri 2, dan Letkol Kab Noor, Komandan Batalyon Kavaleri 8, juga menyambut baik kedatangan Menteri Trans Iftita.
Baca Juga: Iftita Putra: Kesuksesan adalah milik mereka yang bekerja keras
Selama aktif bertugas sebagai perwira TNI, Menteri Iftisa menjabat sebagai perwira di sayap operasional angkatan.
Tran Iftita mengatakan kunjungannya ini didasari pengakuan mendalam bahwa Batalyon Kavaleri Narasimha Viratama ke-8 berperan besar dalam membentuk karakter kepemimpinannya.
Baca juga: Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh, Mentrans Iftita: Momen Penting Pembangunan Indonesia
“Yonko Delapan adalah kampung halaman saya. Saya tidak pernah ingin meninggalkan unit ini. Di sanalah cita-cita saya untuk menjadi pendeta pertama kali terwujud,” kata Tran Ifita, Senin (20/1).
Pak Iftita yang dilantik menjadi Menteri Imigrasi oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Oktober 2024 berbagi pengalaman kepemimpinannya di hadapan para perwira dan prajurit.
Baca juga: Pesan Menteri Reinkarnasi Iftita Sulaiman Prabowo ke Papua Saat Berkunjung ke Merauke
Salah satunya adalah perkembangan wilayah Papua yang menarik perhatian Presiden Prabowo Subianto.
Dalam kurun waktu dua bulan menjabat, Menteri Trans Iftita telah dua kali berkunjung ke Papua untuk melihat dan menyerap langsung aspirasi masyarakat Papua.
Saat berkunjung ke Kampung Ibimahhad di Kabupaten Merauk, Provinsi Papua Selatan, Menteri Migrasi Iftita menekankan filosofi pentingnya putra-putri setempat mengembangkan tanah Sendarawasi.
Desa tersebut terletak di wilayah migrasi Salor dimana sebagian besar lahan Proyek Pengembangan Pangan Strategis Nasional berada dalam rangka swasembada pangan nasional.
“Pembangunan Papua harusnya dilakukan oleh masyarakat Papua. Kehadiran tenaga ahli hanya untuk mempercepat proses pembangunan,” jelasnya.
Dia menegaskan, relokasi lokal dari dalam Pulau Papua juga akan dilakukan jika diperlukan.
Menteri Iftitatrans menjelaskan analogi telur yang merupakan prinsip kepemimpinannya.
“Kalau pecah dari dalam pasti ada kehidupan,” jelas Menteri Imigrasi Iftita.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Trans Iftita mengenang kembali masa kerjanya di Yong Kau 8, termasuk pengalamannya memimpin pasukan dalam operasi di Aceh.
Di bawah kepemimpinannya, batalyon tersebut menggalang dana hampir Rp 600 juta untuk korban tsunami Aceh melalui program “Masyarakat Pasuruan Peduli Aceh”.
Menteri Trans Iftita mengakhiri kunjungannya dengan komentar positif terhadap perkembangan batalyon, termasuk pentingnya ruang konsultasi perwira dan standarisasi program pelatihan.
Ia yakin, di bawah kepemimpinan baru, Yoncow 8/NSW/2 Kostrad akan terus berkembang menjadi kekuatan yang lebih tangguh.
Kunjungan tersebut juga menampilkan “joy ride” tradisional batalion tersebut dengan tank Scorpion.
Selama menjabat sebagai komandan batalyon, Menteri Trans Iftita memimpin pelaksanaan latihan malam hari dengan menggunakan kemampuan penglihatan malam tank Inggris. (mrk/Medan Pers) Silakan disimak! Video yang direkomendasikan editor: