Medan Pers, JAKARTA – Nasib Mawar (nama samaran) sungguh disayangkan.
Niat membeli sepeda listrik untuk mengantar anaknya ke sekolah, akhirnya merugi jutaan rupee karena menjadi korban penipuan.
BACA JUGA: Bea Cukai Jakarta Berikan Izin Pusat Logistik Bea Cukai untuk Epson Indonesia
Kejadiannya bermula saat saya sedang mencari sepeda listrik untuk dibeli di media sosial.
Dengan begitu, ia bisa antar jemput anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar tanpa perlu jasa ojek online.
BACA JUGA: Bea Cukai dan Polda Sumut Temukan Sabu-sabu Seberat 30 Kg di Sampan Nelayan, Begini Kronologinya
Setelah banyak browsing di media sosial, akhirnya ia tertarik dengan tawaran dari akun toko e-bike yang menawarkan harga sangat murah.
Mawar segera melakukan pembelian melalui chat dengan penjual tanpa penundaan.
BACA JUGA: 2 Remaja Tenggelam di Perairan Desa Sungai Selari, Bea Cukai Benggala Bantu Pencarian Korban
Foto barang yang dikemas dan konfirmasi pengiriman yang dikirimkan penjual melalui chat membuat Mawar semakin percaya diri.
Melalui chat tersebut, penjual menginformasikan bahwa barang akan segera dikirim.
Ia akan merasa lega karena dalam waktu dekat ia tidak perlu khawatir jika anaknya harus naik ojek online untuk mengantarnya ke sekolah setiap pagi.
Namun, kelegaan itu tidak berlangsung lama.
Seorang nomor tak dikenal yang menghubunginya melalui WhatsApp yang mengaku sebagai petugas bea cukai menghubunginya dan mengatakan sepeda listrik kirimannya ditahan karena masuk kategori impor ilegal.
Mawar semakin bingung ketika orang tersebut juga mengirimkan foto sekotak barang yang sama persis dengan sepeda listrik pesanannya, dengan surat bertajuk “KPU KPU KONSUMEN DAN KONSUMEN TIPE C SOEKARNO-HATTA”.
Petugas bea cukai palsu meminta Mawar membayar pajak.
Menurut oknum tersebut, pajak tersebut bersifat sementara dan Mawar akan mengembalikannya ke distributor.
Mawar diminta mengirimkan uang tersebut ke rekening pribadinya.
Jika tidak membayar pajak, Mawar selaku pemilik barang berisiko ditangkap.
Mawar sebenarnya tidak langsung percaya.
Mencoba menghubungi penjual e-bike untuk mendapatkan konfirmasi.
Penjual meyakinkan Mawar untuk membayar pajak saja dan akan diganti oleh distributor, sebagaimana tercantum dalam surat.
Setelah dibujuk oleh penjual, Mawar akhirnya memutuskan untuk mentransfer uang yang diminta petugas bea cukai palsu tersebut.
Mawar baru menyadari dirinya menjadi korban komplotan penjual palsu dan penipuan Bea dan Cukai setelah ia tak bisa lagi menghubungi semua nomor orang tersebut.
Kini ia hanya bisa meratapi nasibnya dan berharap kisahnya bisa menjadi pelajaran untuk tidak mudah percaya dengan harga murah yang ditawarkan penjual online.
Bea dan Cukai juga menegaskan hal yang sama sebagai instansi yang namanya kerap dijadikan sarana penipuan.
Kepala Bidang Humas dan Penyuluhan Kepabeanan Budi Prasetiyo mengatakan masyarakat harus berhati-hati.
Sebab, kata Budi, pelaku penipu kerap menyamar sebagai petugas bea cukai dan mengklaim barang yang dibeli secara online terkendala masalah dokumen atau bahkan terancam denda dan sanksi pidana karena dianggap ilegal.
Dari data contact center Bea Cukai Bravo 1500225, diketahui pada Oktober 2024, terdapat 539 pengaduan penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai.
Jumlah ini meningkat 3,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 521 pengaduan.
Cara yang paling banyak dilakukan pelaku penipuan atas nama bea dan cukai adalah metode e-commerce dengan 302 kasus penipuan, turun 2,89 persen dari bulan sebelumnya sebanyak 311 kasus penipuan.
Budi mengatakan, ciri utama metode penipuan Bea dan Cukai adalah pelaku menghubungi nomor pribadi, mengaku petugas bea cukai, mengancam proses hukum, dan meminta transfer sejumlah uang ke nomor rekening pribadi. .
Untuk mencegah penipuan yang mengatasnamakan pihak bea cukai, masyarakat harus mengetahui bahwa petugas bea cukai tidak menghubungi penerima barang dengan nomor pribadi.
Pembayaran bea masuk dan pajak belum dilakukan melalui rekening pribadi, melainkan langsung ke rekening penerimaan negara dan menggunakan kode setelmen.
Selanjutnya cek kiriman secara mandiri di www.beacukai.go.id/barangbesaran untuk mengetahui adanya penipuan dengan metode pengiriman.
Karena semua barang kiriman dari luar negeri yang secara sah diberitahukan ke bea cukai akan ditemukan atau dilacak di situs ini, jelas Budi.
Selain itu, jika ada oknum yang mengaku sebagai petugas bea cukai, masyarakat bisa langsung mendatangi kantor bea cukai terdekat atau menghubungi media sosial resmi Bea dan Cukai. (mrk/Medan Pers)