Medan Pers, JAKARTA – Rencana Presiden Prabowo Subianto memperluas lahan pertanian hingga 4 juta hektar mendapat dukungan dari beberapa pihak.
Selain itu, program perluasan lahan pertanian diperkuat dengan Program Asuransi Usaha Peras (AUTP) milik Kementerian Pertanian (Kementan) untuk melindungi produsen beras dari risiko gagal panen.
BACA JUGA: Kinerja Asuransi Jasindo Tumbuh Terus Hingga Q3 2024, Laba Naik
“Asuransi ini memberikan kompensasi finansial kepada petani yang menderita kerugian akibat bencana alam atau kejadian buruk lainnya, seperti banjir, kekeringan, atau serangan hama. “Kementerian Pertanian sedang berupaya menyesuaikan mekanisme asuransi pertanian dengan karakteristik produk berisiko lainnya, seperti kedelai dan jagung,” kata Septradi, anggota dewan penasihat Badan Penyelamat Pertanian Indonesia (AMPPI).
Septradi menjelaskan perluasan lahan pertanian menjadi 4 juta hektare mencakup tujuh komoditas penting antara lain padi, jagung, kedelai, singkong, tebu, sagu, dan sukun.
BACA JUGA: Dukung pembangunan infrastruktur dan perumahan dengan semen ramah lingkungan, SIG ajak semua pihak bersinergi
Menurutnya, perluasan lahan pertanian menjadi 4 juta hektar seperti rencana Presiden Prabowo harus didukung.
Saat ini Kementerian Pertanian sedang melaksanakan program perluasan lahan pertanian guna meningkatkan swasembada pangan, mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat perekonomian pedesaan dan sektor pertanian.
BACA JUGA: Perumahan di Summarecon Crown Gading, harga mulai Rp 1,9 Miliar
Upaya ini tentunya melibatkan berbagai pihak baik pemerintah daerah, petani, maupun pihak swasta untuk menjamin keberhasilan dan keberlanjutan program.
“Perluasan lahan pertanian harus dibarengi dengan ketersediaan unsur pendukung lainnya seperti benih, pupuk dan petani yang menggarapnya,” jelasnya.
“Guna menyukseskan program perluasan lahan pertanian, diperlukan persiapan yang matang dari berbagai unsur pendukung selain lahan itu sendiri,” lanjutnya.
Sementara terkait faktor cuaca yang tidak menentu dan ekstrem, Septradi mengatakan perubahan iklim dan kondisi cuaca ekstrem memang menjadi salah satu tantangan terbesar bagi sektor pertanian di Indonesia.
Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian dalam produksi pertanian, termasuk kejadian seperti kekeringan berkepanjangan, banjir atau angin topan yang merusak tanaman.
Oleh karena itu penting untuk melindungi petani melalui asuransi pertanian sehingga dapat mengurangi risiko kehilangan atau kerusakan hasil panen akibat kondisi cuaca ekstrim, ujarnya.
Sejalan dengan rencana perluasan lahan pertanian tersebut, Direktur Senior PT Asuransi Jasa Indonesia Andy Samuel mengatakan pihaknya siap mendukung program pemerintah untuk mencanangkan swasembada pangan.
“Jasindo sudah berpengalaman selama beberapa tahun dalam melindungi petani padi, bahkan kami sudah memberikan perlindungan kepada para penggembala,” kata Andy saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Andy menambahkan, Jasindo siap jika pemerintah melalui Kementerian Pertanian meminta Jasindo melindungi produk lain yang menjadi program pemerintah.
“Sebagai perusahaan publik, kami siap mendukung segala program yang dicanangkan pemerintah sesuai dengan bisnis inti perusahaan,” kata Andy (chi/Medan Pers).