Medan Pers, Jakarta – Penjabat Gubernur (PJ) Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik mengeluhkan sulitnya mendapatkan tempat istirahat dan toilet saat melakukan perjalanan darat Penajam di Desa Samurangau, pekan lalu.
Akmal tak segan-segan mengatakan pemerintah gagal jika tidak bisa membuat masyarakat nyaman dan bahagia.
Baca Juga: Tanam Pohon di Daerah Penyangga Tambang, Akmal Malik: Bentuk Memberi pada Alam
“Kita tidak akan sejahtera jika masyarakat masih buang air kecil di bawah pohon.” Kami mau memaafkan, tugas pemerintah harusnya membuat masyarakat nyaman dan bahagia,” kata Akmal di Desa Samurangau, pekan lalu.
Akmal juga menantang Forum Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Tambang (PPM) Kalimantan Timur yang baru diresmikan sebulan lalu, untuk membantu pemerintah. Salah satunya adalah pembangunan beberapa rest area di sepanjang sumbu berbagai jalan raya darat di Kalimantan Timur.
Baca Juga: Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Hadiri Peresmian IPDN Pratama Pratama ke-721
“Saya senang sekali karena usulan saya diterima dan didukung penuh. Hari ini direksi perusahaan pemegang IUP (Izin Perusahaan Pertambangan) mendukung pembangunan rest area,” kata Akmal, Rabu (16/10/2024) saat penempatan IUP. di Plataran Menteng usai bertemu pimpinan 23 perusahaan.
Seluruh pimpinan perusahaan sependapat dengan Pj Gubernur Akmal Malik, sepakat bahwa tempat istirahat bagi pengguna jalan di semua jalur adalah suatu keharusan.
Baca Juga: Mantan Caleg Sebarkan Video Porno
Akmal mengatakan, saat ini terdapat beberapa toilet yang tersedia di Jagga Marg, namun semuanya merupakan milik swasta atau milik pribadi warung, restoran, dan pemilik lainnya. Tidak ada bangunan umum yang dibangun pemerintah untuk masyarakat.
“Padahal kalau dalam perjalanan kita ingin buang air kecil di toko atau restoran, niscaya akan risih kalau tidak belanja. Iya, kalau punya uang. Masjidnya ada, tapi banyak yang tutup. bukan muslim? “Mereka juga risih,” kata Akmal.
“Saya menempuh perjalanan darat ke Berau. Saya tidak menemukan perlengkapan umum apa pun, apalagi pemberian pemerintah,” keluhnya.
Oleh karena itu, pemerintah harus hadir untuk mengkondisikan sisa fasilitas tersebut. Namun hingga saat ini banyak masyarakat yang tertarik pada bidang transportasi darat, pada akhirnya semua menunggu dan belum ada inisiatif untuk membangunnya.
Sisanya sektor tersebut akan dibangun nanti, kata Akmal seraya menambahkan bahwa PPM merupakan upaya kolaborasi antara pemerintah dan swasta melalui Minerba.
Forum PPM akan membangun gedung fisik rest area, sedangkan pemerintah dapat melatih tenaga kesehatan. Pengguna jalan juga bisa melakukan pengecekan kesehatan selama berada di rest zone.
Jadi semua orang bisa mampir meski tidak sedang berbelanja. Produk untuk UKM juga akan dipasarkan, kata Akmal.
“Saya usulkan kalau perlu ada tukang pijat tunanetra yang bisa disewa di area relaksasi, begitu juga dengan MIPE,” imbuhnya.
Padahal, dalam jangka panjang, forum PPM juga harus membaca peluang pembukaan SPBU yang berbeda dengan daerah lain. Karena SPBU juga sangat diperlukan.
Terkait pengelolaan sisa kawasan, Akmal menyarankan Forum PPM menggandeng pengusaha lokal desa. Begitu pula mengenai lokasi sisa kawasan, Forum PPM sudah mulai menganalisis kelayakan lahan yang dibutuhkan.
“Saran saya jangan sampai ada pembebasan lahan. Kita sudah cari desa-desa yang punya aset tanah di sepanjang jalan. Nanti saya telepon kepala desanya,” janji Akmal.
Jalur yang akan disediakan rest area antara lain Penajam-Paser, Samarinda-Bontang, Bontang-Berau, Samarinda-Kutai Barat dan lain-lain.
Sebagai langkah awal, Akmal menyarankan agar Forum PPM fokus pada pembangunan Rest Area Prangat baru di Kutai Kartanegara, Kecamatan Marangkayu, tepatnya di sepanjang jalur Samarinda-Bontang. Setelah itu dibuat rest area pada jalur lain. Mereka rencananya akan mengunjungi rest area Prangat Baru pada Jumat ini.
Akmal melanjutkan upaya tersebut dan juga melanjutkan kampanyenya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui tambang yang dikelola dengan baik.
“Langkah Forum PPM ini juga merupakan kampanye bahwa jika tambang dikelola dengan baik maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Tambang yang buruk adalah tambang yang ilegal,” tegas Akmal.
Akmal berharap tidak hanya forum PPM Minerba saja, namun forum-forum di daerah lain seperti forum PPM Perkebunan juga dapat mengambil tindakan nyata ke depan.
“Saya ingin kompetisi ini terus berlanjut. Nanti saya minta PPM Perkebunan dan lain-lain berbuat sesuatu. Kita berkompetisi untuk membahagiakan masyarakat,” pungkas Akmal. (kanan/Medan Pers)
Baca artikel lainnya… Seorang pelajar tak dikenal menjadi korban eksploitasi seksual