Medan Pers, JAKARTA – Serikat Pesantren Ekonomi Islam (SEP) kembali menghubungi terkait program otonomi melalui Pondok Pesantren Bisnis Islam (SBP).
Program kerjasama antara SEP, Danone Indonesia, RMI, PCNU, Hebitren dan mitra lainnya adalah untuk menciptakan kemandirian dan mendorong jiwa kewirausahaan di lingkungan pesantren, yang juga diharapkan dapat mendorong prestasi kewirausahaan nasional.
BACA JUGA: Kemenag Di bawah kepemimpinan Menag Yaqut mengembangkan 432 badan usaha milik pesantren.
Saat ini, tingkat kewirausahaan nasional Indonesia tercatat sebesar 3,47% dan ditargetkan mencapai minimal 12% pada tahun 2045.
Ketua Persatuan Ekonomi Pesantren Ustaz Ahmad Tazakka Bonanza berharap program ini dapat menjawab tantangan masa depan para pengusaha manufaktur atau mahasiswa yang dapat menjadi wirausaha muda muslim yang dapat memperkuat perekonomian berbasis pesantren.
Baca juga: Kemenag dorong kemandirian pesantren yang punya organisasi bisnis sendiri.
“Harapannya bukan hanya pesantren yang tumbuh secara ekonomi, namun para santri juga semakin bersemangat untuk menjadi muslim enterpreneur atau wirausahawan muslim sehingga dapat mendukung perjuangan kiai dan pesantren dalam bidang da’. wah dan mengajar,” jelas Ustaz Ahmad Tazakka.
SBP harus menjangkau 210 pesantren yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat (Bogor, Cianjur, Sukabumi), Yogyakarta, dan Pasuruan.
Baca juga: Detik-detik Pelaku Kejahatan Seks Diusir dari Pondok Pesantren di Bekasi.
Program ini akan menyasar hingga 58 ribu pelajar agar dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungannya.
Kegiatan sekolah bisnis terbaru ini dilaksanakan di kantor Lembaga Pendidikan Nahdlatul Ulama (LPNU) Pohjentrek, Pasuruan, Jawa Timur bersama Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU, Kabupaten Pasuruan.
Sosialisasi SBP ini dilakukan di 20 pesantren di Kabupaten Pasuruan dan dilakukan secara daring oleh puluhan pesantren lainnya.
Ustaz Ahmad Tazakka berharap pesantren dapat menyikapi program ini dengan sebaik-baiknya. Lanjutnya, agar bisa muncul kekuatan ekonomi baru untuk melengkapi Pondok Pesantren Sidogiri, Gontor dan sebagainya.
“Tugas kita memperkuat perekonomian pesantren dengan memperkuatnya dengan strategi menghadapi tantangan zaman yang semakin sulit,” imbuhnya.
Ketua NU Cabang Pasuruan KH Imron Mutamakkin mengatakan pesantren mendidik siswanya untuk memiliki harga diri, akhlak yang baik, bertanggung jawab dan mandiri serta tidak bergantung pada orang lain.
Ia berharap dengan adanya program SBP dapat membantu siswa menjadi lebih betah.
“Tujuan santri di pesantren adalah ilmu untuk meningkatkan akhlak dan budi pekerti,” ujarnya.
Sebagai salah satu mitra program, Direktur Komunikasi Korporat Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan bahwa Danone Indonesia juga memiliki visi yang sejalan dengan SEP yaitu fokus pada pertumbuhan komunitas.
Salah satu program yang telah dilakukan adalah pelatihan terhadap hampir 10.000 pengusaha UKM di Indonesia. Sedangkan dalam program SEP, ada tiga sasaran yang disasar SBP, yakni pengurus pondok pesantren, santri pondok pesantren, dan masyarakat sekitar pondok pesantren.
“Seperti mitra lain dalam program ini, kami berharap dapat menjadikan pesantren mandiri, memanfaatkan potensi yang ada disekitarnya untuk mendirikan pesantren, yang tidak hanya akan mendukung keberlangsungan pesantren lebih lanjut, tetapi juga menciptakan ruang . agar lulusannya terus berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, terkait program SBP, Senior Sustainable Development Manager Danone Indonesia Arif Wahyudin berharap program ini bermanfaat khususnya bagi siswa sekolah Islam.
“Sehingga kedepannya bisa tumbuh usaha lokal yang mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya (ray/Medan Pers).