Medan Pers, Tepi Barat – Otoritas Palestina (PA) menolak rencana Israel membangun zona penyangga di Gaza utara untuk menyalurkan bantuan melalui perusahaan AS.
“Pembicaraan tentang pembentukan zona penyangga di Gaza utara dan Jabalia untuk mendistribusikan bantuan ke Jalur Gaza melalui perusahaan swasta Amerika yang didanai asing ditolak dan sama sekali tidak dapat diterima,” kata juru bicara Otoritas Palestina pada Rabu (20/11). satu. penyataan.
BACA JUGA: Setahun setelah fatwa MUI, ribuan mahasiswa melakukan boikot produk Israel
Rudeineh mengatakan rencana tersebut bertentangan dengan semua resolusi mengenai legitimasi internasional dan hukum internasional, yang menganggap Gaza sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah pendudukan Palestina.
“Setiap rencana mengenai masa depan Jalur Gaza, atau distribusi bantuan di sana, hanya dapat dilakukan melalui Negara Palestina dan melalui Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) dan organisasi internasional terkait lainnya. kata Rudeineh.
BACA JUGA: Jazuli Juwaini mendukung penuh gerakan global menarik Israel dari keanggotaan PBB
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pada Rabu pagi bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz mengadakan pembicaraan dengan para ahli untuk membahas rencana membawa perusahaan keamanan swasta Amerika ke Gaza.
Sejak 5 Oktober, Israel telah melancarkan operasi darat skala besar di Gaza utara, dengan tujuan mencegah berkumpulnya kembali kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
BACA JUGA: Petani kecil mulai merasakan dampak dari tindakan boikot restoran eksklusif yang dianggap terkait dengan Israel
Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan mengusir paksa penduduknya.
Sejak itu, tidak ada bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut.
Situasi ini membuat mayoritas penduduk di Gaza utara berada di ambang kelaparan.
Sejak itu, lebih dari 2.000 korban meninggal, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan tersebut merupakan babak terbaru dari perang brutal Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 44.000 orang sejak 7 Oktober 2023. (ant/dil/Medan Pers)