Medan Pers, JAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan menceritakan pengalamannya berkunjung ke Maluku di hari ulang tahun Heka Leka yang ke-13.
“Hek Lek 13 tahun. langkah baru dalam membangun maluku”, Anies mengenang momen pertama kali melihat potensi anak-anak malu bersama Stanley Ferdinandus, pendiri Hek Lek.
BACA JUGA: Pesan untuk pendukungnya: Anies. Jangan berubah hanya karena ada perpecahan, hati-hati.
“Tiba di tempat yang orang-orangnya terlihat heboh. Nggak bisa dideskripsikan seperti apa. Dan itulah yang saya rasakan saat pertama kali tiba,” kata Anisa Basveda dari Visinema Picture.
Kandidat peringkat kedua Pilpres 2024 ini menilai infrastruktur di Maluku masih terbatas dan jauh dari pusat kemajuan perekonomian.
Namun, ia menemukan semangat belajar yang luar biasa, termasuk para guru dan siswa yang serius mengikuti pendidikan.
Sebagai politisi yang dikenal peduli terhadap pendidikan, Anies berharap pemerintah memiliki sumber anggaran lebih untuk memastikan anak-anak di pulau-pulau kecil mendapatkan pendidikan.
Bukan hanya pendidikan dasar saja, namun hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), sehingga dimana pun Anda dilahirkan, peluangnya tetap sama.
“Itu tadi saya bilang, disetiap pulau akan lebih baik kalau ada SD, kalau ada SMP pasti ada SMA. Jadi sampai kelas 12 ada SMA atau SMK, mereka masih bisa berada di tempatnya, katanya.
Sadar akan banyaknya tantangan, Anies Baswedan pun mendukung gerakan pendidikan dari sebuah yayasan yang fokus pada literasi dan pendidikan anak di Heka Lek, Maluku.
Berdasarkan data inspeksi Pusdatin, pada November 2023, rasio guru-murid SD di Maluku adalah 1:12.
Sedangkan anak di kelas yang sama ada 1.076 orang yang tidak bersekolah.
Sejalan dengan visi Indonesia Emas pada tahun 2045, Hek Lek menciptakan inisiatif strategis untuk lebih mengembangkan literasi pulau di Maluku.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan hasil melalui pendekatan sistematis terhadap keterlibatan masyarakat dalam pelatihan guru, pengembangan kurikulum, dan peningkatan kualitas pendidikan secara mandiri.
Dalam strategi ini, program juga dirancang untuk mengatasi tantangan penting pada tingkat PAUD dan pengembangan literasi dasar di provinsi Maluku dan wilayah Indonesia Timur yang lebih luas.
“Hek Lek sangat berterima kasih atas adanya jaringan yang sangat peduli dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan di Maluku,” kata Stanley Ferdinandus, pendiri dan direktur Hek Lek Foundation.
Pada tahun 2024, Heka Leka melatih lebih dari 200 guru PAUD untuk meningkatkan kualitas pengajaran di daerah terpencil.
Membantu lebih dari 2.000 guru SD/SMK dari puluhan sekolah, mendampingi lebih dari 20.000 siswa PAUD dan SD serta mendistribusikan lebih dari 50.000 buku pelajaran dan bahan bacaan melalui Program Membaca Maluku.
Sejak tahun 2022, Heka Leka memperkuat Bacaan Maluku dengan mengembangkan program literasi pulau.
Bekerja sama dengan Room To Read, Heka Leka membantu 12 sekolah dasar di Pulau Saparua untuk mewujudkan perpustakaan ramah anak.
Targetnya Heka Leka dapat menyelesaikan 100 perpustakaan di Pulau Haruku, Saparua, Nusalauta, dan Kepulauan Banda pada tahun 2028.
Melalui platform donasi online Ayo Bantu, Heka Leka menjalin kemitraan untuk mengumpulkan dana bagi kampanye literasi di pulau tersebut.
Kesepakatan lain dilakukan dengan Jalin Dream, sebuah organisasi pendidikan nirlaba, untuk menjalankan program perjalanan dan pertukaran Shareveling bagi siapa saja yang ingin bepergian ke Maluku sekaligus menjadi relawan pendidikan.
Ada pula program Jelajah Rempah bersama komunitas lari yang mengadakan acara lari di Maluku dan Jakarta untuk membangun 28 perpustakaan di Pulau Saparua.
“Saat ini kami bekerja sama dengan teman-teman dari berbagai latar belakang dan latar belakang untuk menggaungkan ide-ide program yang lebih kreatif agar dapat menjangkau lebih banyak minat masyarakat dalam mendukung pendidikan anak-anak maluku,” kata Stanley.(mcr31/Medan Pers) Pernahkah Anda melihat video terbaru di bawah ini?