Medan Pers – JAKARTA – Anggota Komisi Legislatif dari daerah pemilihan I
Banten menyatakan, negara harus memberikan ruang kepada seniman untuk menyalurkan keinginan kritisnya untuk ditampilkan kepada publik.
BACA JUGA: Galeri Nasional Indonesia tunda pameran tunggal Yos Suprapto
Jadi, jangan alergi dan turun tangan, kata Bonnie Triyana dalam keterangan pers dikutip, Minggu (22/12).
Bonnie mengkritisi sensor Galeri Nasional yang merupakan lokasi lembaga negara di bawah Kementerian Kebudayaan.
BACA JUGA: Hasil Survei: Mayoritas Responden Berharap Prabowo Akan Membawa Indonesia Lebih Baik
Sensor terhadap karya-karya yang terjadi dalam pameran ini akan menjadi preseden buruk bagi pemerintahan Prabowo Subianto, kata Bonnie.
Pameran lukisan Yos Suprapto diketahui batal setelah kurator yang ditunjuk Galeri Nasional menyensor lima dari 30 karya seniman yang kuliah di ASRI Yogyakarta itu.
BACA JUGA: JAMAN mendukung usulan Prabowo terkait pelaksanaan pilkada melalui DPRD
Sedangkan lima gambar dikenakan sensor karena dikaitkan dengan tokoh yang pernah populer di masyarakat Indonesia. Beberapa pihak menilai gambar yang disensor tersebut mirip dengan wajah Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi). Lukisan yang disensor menampilkan gambar seorang raja yang diyakini adalah Jokowi berjalan menuju rakyat atau masyarakat.
Bonnie mengatakan, sebuah karya seni sebenarnya memiliki banyak interpretasi. Menurutnya, bisa berbahaya jika negara menentukan makna sebuah gambar.
Terakhir, karya seni seringkali menjadi media kritik sosial dan seni memiliki banyak interpretasi sehingga berbahaya juga jika dilihat dari satu sudut pandang saja, kata Bonnie. (ast/Medan Pers) Dengar! Video Pilihan Editor: