Medan Pers, Palembang – Polda Sumsel akan meningkatkan pengamanan di wilayah terpencil untuk mengantisipasi bentrokan antar kelompok menjelang pilkada di daerah tersebut usai.
Upaya menjaga perdamaian diawali dengan patroli besar-besaran yang dilakukan aparat keamanan TNI/Polri.
Baca juga: Edi-Rizki Berusaha Akhiri Penjarahan dan Berikan Bantuan ke 5 Desa Bujangan di Sumsel
Kapolda Sumsel Irjen Andy Ryan Rayakudu Dajajadi mengatakan seluruh tim pemenang baik bupati, wali kota, dan gubernur telah berada di lokasi untuk menjaga keamanan selama jeda.
Mereka menuntut tidak ada lagi kampanye atau dukungan rahasia untuk menghindari kekerasan.
Baca juga: Pilgub Sumsel: Permintaan Maaf Mavaldi-Anita Mendapat Pujian Besar
Andy Selasa (26/11/2024) “Yang mau kampanye sudah tiada, yang mau mendukung sudah tiada, tenang saja sekarang.”
Jenderal bintang dua itu juga memaparkan posisi-posisi yang berpotensi menimbulkan konflik.
BACA JUGA: Biro Narkoba Polda Sumsel musnahkan 2.689,06 gram sabu sabu dan 657 butir ekstasi.
Selain itu, hasil penghitungan suara bisa saja ditolak, atau calon yang merasa kalah bisa saja merasa ditipu, yang semuanya tidak luput dari pengamatannya.
Ia meminta seluruh departemen terkemuka ikut melakukan pemantauan bersama. Bila hasil pilkada harus dibatalkan melalui proses hukum.
“Silakan dilakukan secara hukum, karena ada aturannya, misalnya kalau tidak puas bisa menggugat Mahkamah Konstitusi (MK). Itu tidak tertib dan pidana, tapi kalau itu terjadi, kita juga akan melibatkan calon, kita Sudan Selatan menekankan mantan kepala polisi wilayah Barat Barat.
Andy mengatakan, dirinya telah bekerja sama dengan Pangdam dan pihak terkait untuk membuat Sumsel nyaman menghadapi pilkada.
Bukan hanya menjelang hari pemungutan suara, tapi juga pada hari H, yaitu saat penghitungan suara dan penetapan hasil pemilu.
“Saya sudah sampaikan, kita semua penyelenggara Pilkada ini, tapi secara teknis ada KPU. Begitu pula kita semua pengawas Pilkada, meski secara teknis mereka tidak ada. Jadi. Kalau ada pelanggaran pasti ditindak. .
Standar keamanan dan pengawalan akan berlaku mulai 24 November 2024 hingga 1 Desember 2024.
Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh aparat keamanan yang telah menjalankan tugas pengamanan pada tahapan kampanye dan meyakini bahwa pengamanan dapat ditingkatkan pada tahapan berikutnya yaitu tahapan pemungutan suara dan penghitungan suara. Kedua tahapan ini sangat kritis dan dapat menimbulkan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban sosial.
“Sejauh ini, kami telah melakukan pekerjaan dengan baik dalam pengendalian keamanan publik di semua tingkatan dan menciptakan lingkungan keamanan publik dan jaminan sosial yang aman, nyaman dan nyaman selama pelaksanaan operasi. Seluruh aparat kepolisian di Sumsel telah menyatakan keprihatinannya selama operasi. operasi keamanan,” kata Andy Mouth.
Mayjen Pangdam II Sriwijaya menegaskan, ini merupakan kesempatan penting untuk mencerminkan nilai-nilai demokrasi negara.
Noddy mengatakan, dalam pilkada, tentu semua orang berharap bisa menemukan pemimpin yang benar-benar amanah di daerah.
“Kita berharap Pilkada Serentak dapat terselesaikan dengan damai, tenteram, dan sukses. Tentu ini membutuhkan kerja sama kita semua. Doa kita bersama adalah ikhtiar internal kita agar bisa melewati berbagai tahapan pilkada,” kata Noddy .
Noddy berharap pilkada sukses di semua tahapan mulai dari kampanye hingga pelantikan pemimpin terpilih.
“Kami sangat berharap, dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT Subanahu Wata’ala Subanahu Wata’ala, kedamaian dapat tercipta di wilayah Sumsel dan pilkada dapat terlaksana dengan damai,” ujarnya.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumsel Kurniawan menekankan perlunya pengawasan ketat sebelum melaksanakan pilkada serupa pada 2024.
Kurniawan mengatakan: “Berawal dari pemetaan daerah rawan, kami telah mengambil langkah-langkah proaktif di setiap kabupaten/kota dan menerapkan pemantauan yang ketat. Dengan memantau rencana patroli, deteksi, dan kehadiran kembali pada masa tenang, pencegahan pelanggaran akan terus ditingkatkan.
Ia menambahkan, peta rawan TPS tersebut diambil berdasarkan sejarah penyimpangan pada Pilkada 2019, Pilkada 2020, dan persiapan Pilkada 2024.
Dia memastikan, pihaknya telah melakukan pelatihan dan koordinasi secara intensif di seluruh jajaran Bawaslu di tingkat kabupaten/kota sebelum stabilisasi. Persiapan sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan pengawasan.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kami telah mengidentifikasi beberapa TPS yang mungkin memiliki kerentanan, yang akan menjadi fokus pemantauan kami, kata Kurniawan.
Kurniawan tak menampik tanda-tanda pelanggaran HAM meluas di mana-mana. Namun sejauh ini situasi di wilayah tersebut dinilai masih kondusif.
Kurniawan mengatakan, “Kami mendapat laporan adanya kejanggalan yang meluas di beberapa daerah/kota. Pada masa tenang ini, kami akan mengintensifkan pengawasan untuk mencegah terjadinya penyimpangan, antara lain politik uang, merebaknya isu SARA, dan pengusutan ASN terhadap dukungan Kandidat tertentu.