Medan Pers, Gorontalo – Sekitar lima puluh ekor sapi milik warga Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Gorontalo mati mendadak pada Sabtu (2/11). Puluhan sapi diduga mati akibat diracuni orang tak dikenal.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah sapi yang mati mendadak dan diduga keracunan meningkat menjadi lebih dari 50 ekor, kata warga Paguyaman Asunpange di Gorontalo, Sabtu.
Baca juga: Tujuh Sapi Mati Mendadak Saat Pakai Popok.
Akhirnya lima hari lalu ditemukan tiga ekor sapi lagi dalam keadaan mati dan kami curigai ada yang meracuninya, kata Aswan.
Ia mengatakan, kejadian mati mendadak sapi di beberapa desa di Kecamatan Pagoyaman sudah terjadi sejak tahun 2014, namun warga sekitar belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya.
Baca juga: Puluhan Sapi Mati Mendadak
Warga baru mengetahui sapi tersebut mati karena keracunan setelah ditemukan sisa bahan kimia mirip kalium sianida di dalam perut bangkai sapi tersebut.
Bahkan, kata dia, bahan kimia tersebut juga ditemukan di mulut beberapa sapi yang masih berhasil diselamatkan.
Baca Juga: Jejak Harimau di Dekat Sapi yang Terluka, Warga Agam Prihatin
Akibat kejadian tersebut, kata Asun, warga di tiga wilayah yakni Desa Serapi, Desa Bongo Toa, dan Mastika menyimpulkan ternaknya diberi pakan beracun oleh orang tak dikenal sehingga menghubungi pemerintah desa dan pimpinan wilayah melaporkan ke pihak desa. POLISI.
Ia mengatakan, hingga saat ini permasalahan lain yang dihadapi masyarakat adalah kegagalan pimpinan daerah dalam mengungkap kebenaran kejadian tersebut.
“Hal ini tentu sangat merugikan perekonomian kita, apalagi sampai saat ini belum ada satu pihak pun yang memikul tanggung jawab tersebut. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah segera mengambil langkah dan mengambil tindakan yang profesional,” harapnya.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Wilayah Gorontalo Evers Zainuddin mengatakan, pihaknya sudah menerima informasi tersebut dan segera menghubungi pihak-pihak tersebut.
Menurut dia, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian sapi tersebut karena belum melakukan prosedur mulai dari pendataan hingga uji laboratorium. Namun jika dilihat secara fisik, ada kemungkinan hewan tersebut telah keracunan.
“Kami akan mengambil tindakan sesuai prosedur yang digunakan untuk mengetahui kebenaran kejadian ini, kami harus bekerja sama dengan para pihak untuk menyelesaikannya,” ujarnya.
Mewakili pemerintah, pihaknya mengimbau masyarakat, khususnya para peternak, untuk menyita hewan ternaknya agar makanan dan minuman hewan ternak tersebut dapat langsung dikuasai oleh pemiliknya.