Kemendikbudristek: Edugames, Solusi Edukasi Siswa tentang Perubahan Iklim

author
2 minutes, 33 seconds Read

Medan Pers, Jakarta – Perubahan iklim mengancam kehidupan manusia saat ini dan masa depan.

Oleh karena itu, diperlukan tindakan dan upaya preventif yang berkelanjutan untuk mengatasi dampak negatif perubahan iklim.​

Baca juga: Kemendikbud jelaskan hasil pendidikan vokasi empat tahun terakhir

“Kami mengapresiasi kerja sama internasional yang memperkaya metode pendidikan dan memberikan solusi konkrit untuk meningkatkan kesadaran anak terhadap perubahan iklim melalui edugame,” kata Suhadi, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kmendikbudristek) sekaligus Ketua Panitia Nasional. Jakarta, Kamis (8/8) Sekretariat Unit Pendidikan Keselamatan Kebencanaan.

Ia menjelaskan, perubahan iklim menimbulkan ancaman serius terhadap kesejahteraan anak-anak dan remaja.

Baca juga: Ancaman Kekurangan Guru, Kemendikbud Diimbau Maksimalkan Sertifikasi

Kelompok ini sangat rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim, yang merusak kesehatan, pendidikan, gizi dan kesejahteraan.​

Untuk mengatasi tantangan tersebut, PREDIKT dan ChildFund Indonesia melakukan penelitian bersama beberapa mitra dengan fokus pada pengembangan materi pendidikan melalui metode gamifikasi (EduGames).

Baca Juga: Kenduri Swarnabhoomi 2024: Kemendikbud selesaikan 3 dari 12 festival daerah

Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Kerjasama Pengetahuan, Inovasi dan Teknologi Australia dan Indonesia (KONEKSI).​

Hasil akhirnya adalah mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menyediakan materi pendidikan tentang perubahan iklim dan ketahanan bencana.

Hal ini juga dapat berfungsi sebagai referensi untuk kebijakan pendidikan perubahan iklim dan pengembangan kurikulum.

“Semoga permainan edukasi ini dapat menjadi media pembelajaran yang efektif bagi anak-anak untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan dan beradaptasi terhadap perubahan iklim,” ujarnya.

Pihak yang turut serta dalam acara tersebut antara lain Universitas Multimedia Nusatara (UMN), Universitas Nushatana (Undana), Charles Darwin University Australia, Sekolah Dasar Harkawi Australia, Persatuan Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Keamanan Bencana (Seknus.SPAB) Kementerian. Pendidikan dan Kebudayaan.

Kegiatan tersebut dimulai pada bulan Juli 2023 dan diperkirakan berakhir pada bulan Agustus 2024.​

Upaya bersama koalisi ini melibatkan partisipasi aktif lebih dari 500 anak-anak dan lebih dari 200 orang dewasa, orang tua, guru, pejabat pemerintah, akademisi dan staf LSM di Indonesia dan Australia, sehingga menghasilkan studi berskala besar dan menjangkau luas. .​

Melalui pendekatan gamifikasi, media digital dan non-digital digunakan untuk menghasilkan materi edukasi berupa board games dan digital games yang dirancang agar mudah direplikasi di berbagai daerah.

Permainan edukasi ini dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, komunikasi risiko, tanggung jawab pribadi dan sosial, serta kesadaran lingkungan dan kesetaraan gender.​

“Kami bangga meluncurkan alat yang tidak hanya mendidik anak-anak, namun juga memberdayakan mereka untuk menjadi agen perubahan,” kata Avianto Amri, Ketua Tim/CEO Riset PREDIKT.

Prototipe EduGames dikembangkan melalui proses kreasi bersama yang partisipatif dan diuji berkali-kali dengan anak-anak di Jakarta, Kupang, dan Australia.

Masukan dari siswa berkebutuhan khusus juga dikumpulkan untuk meningkatkan inklusivitas atletik.​

Setelah melalui berbagai pengujian dan penelitian yang melibatkan keluarga, anak-anak, dan guru, hal ini menjadi acuan untuk menentukan apakah permainan efektif dalam memotivasi anak-anak untuk mengambil tindakan terhadap isu-isu iklim.

Sebagian besar siswa yang berpartisipasi menganggap permainan ini menantang namun menyenangkan.

Sementara itu, Claudia, seorang anak tunanetra asal NTT Kupang yang mencoba board game ini juga mengaku permainannya menyenangkan dan para siswa belajar banyak tentang cara membantu lingkungan.​

“Saya sangat bersemangat untuk membaginya dengan teman-teman saya,” katanya. (esy/Medan Pers)

Baca artikel lainnya… Masih banyak perguruan tinggi yang belum terakreditasi, Kemendikbud siapkan pedoman SPMI

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *