Medan Pers, Jakarta – Harga Bitcoin kembali menguat pada Selasa 24 Oktober 2023 hingga menembus Rp 548 juta.
Harga Bitcoin mengalami kenaikan sekitar 14%, dan sehari sebelumnya harga Bitcoin tercatat sekitar Rp 476 juta. Ini pertanda harga Bitcoin akan terus menguat.
Baca Juga: Teknologi Blockchain Diperkenalkan di Festival Film Pendek Indodax 2023 Bekerjasama dengan NUSA
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan optimisme atas persetujuan SEC terhadap ETF Bitcoin menyebabkan lonjakan harga Bitcoin.
“Persetujuan Bitcoin ETF ini sangat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya. ETF Bitcoin dapat menciptakan aliran modal baru di pasar mata uang kripto, meningkatkan permintaan dari investor dan pedagang. “Inilah yang menentukan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya,” jelas Oscar.
Baca Juga: Garuda Indonesia Hadirkan GATF 2023 Serentak di 7 Kota Gandeng Bank Mandiri, Banjir Saham
Selain mendorong pertumbuhan harga, keberadaan ETF Bitcoin juga dapat meningkatkan popularitas aset mata uang kripto.
“ETF Bitcoin berdampak besar terhadap reputasi aset mata uang kripto karena ETF Bitcoin memiliki efek yang bertahan lama. Salah satunya adalah volatilitas yang lebih konsisten dan berkelanjutan,” kata Oscar.
Baca juga: Gandeng KoinWorks, Tokban Luncurkan Fitur Pelator untuk UKM Bahan Bangunan dan Kontraktor
Selain prediksi bahwa SEC akan menyetujui ETF Bitcoin, alasan lain kenaikan harga Bitcoin adalah Hari Setengah Pengetahuan Bitcoin yang diperkirakan akan terjadi tahun depan.
“Keberadaan Bitcoin halving sangat mempengaruhi pasokan dan permintaan Bitcoin, yang pada akhirnya mempengaruhi harga beli dan jual Bitcoin. Jika mengurangi block reward, maka jumlah Bitcoin baru yang masuk ke pasar akan berkurang setengahnya.” pasokan baru berkurang dan permintaan tinggi atau meningkat, maka akan meningkatkan harga Bitcoin,” kata Oscar.
Selain itu, hanya terdapat 21 juta bitcoin yang tercipta di dunia, sehingga menjadikan bitcoin langka dan banyak dicari orang.
“Kalau 1 BTC sama dengan sekitar 500 juta rupiah, berarti kalau dia punya 2 BTC, orang itu sudah punya 1 miliar rupiah. Tentunya hal ini sangat menguntungkan bagi anggota kami yang menyimpan Bitcoin. “Tahun depan juga akan terjadi halving day dimana harga diperkirakan akan lebih tinggi dari harga saat ini menurut praktisi cryptocurrency,” kata Oscar.
Oleh karena itu, Oscar menyarankan investor dan trader untuk berinvestasi secara disiplin dan sistematis dengan metode cicilan Dollar Cost Averaging (DCA).
Oskar menjelaskan, teknik Dollar Cost Averaging (DCA) membantu investor membeli aset kripto secara rutin sehingga menciptakan ide investasi yang konsisten dan sehat setiap bulannya.
Selain itu, saat ini menurut data Bappebti, total investor cryptocurrency di Indonesia mencapai 17,91 juta orang.
Dengan berinvestasi menggunakan teknik DCA, Oskar yakin dapat merangsang investor cryptocurrency baru untuk mulai berinvestasi.
“Sebagai bursa cryptocurrency terpercaya di Indonesia, Indodax kini memiliki fitur baru yang membantu investor dengan menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA) yang disebut dengan fitur investasi reguler. Fitur ini memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam jumlah yang sama setiap bulannya,” jelas Oscar. (chi/ Medan Pers)