Medan Pers, LABUAN BAJO – Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan industri pariwisata harus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk membangun tiga bidang: produktivitas, inklusi, dan keberlanjutan.
Hal itu disampaikan Sandiaga Uno secara daring saat membuka hari pertama Floratama Executive Learning Center yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Flores Labuan Bajo (BPOLBF) di Labuan Bajo pada Selasa (5/3).
Baca selengkapnya: BPOLBF menjajaki kemungkinan kerja sama dengan KBRI Kazakhstan
Menparekraf mengatakan, program pelatihan kepemimpinan pariwisata daerah merupakan bagian dari program BPOLBF di Floratama Learning Center dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pariwisata daerah dengan inovasi dan nilai menginap wisatawan serta sinergi orkestrasi dan pengelolaan destinasi.
“Harapannya dengan pelatihan kepemimpinan ini NTT dapat mengintegrasikan pengelolaan dan pengembangan pariwisata,” kata Sandi.
Baca Juga: BPOLBF dapat sertifikat HPL tanah milik otoritas
Sebagai salah satu penggagas kegiatan ini, BPOLBF juga berupaya mengembangkan berbagai modul pelatihan ini untuk meningkatkan keterampilan pariwisata para peserta dan mendukung bisnis pariwisata NTT.
“Kami ingin seluruh industri pariwisata dimulai secara bersamaan dengan pariwisata berkualitas yang berkarakter, membanggakan dan berkelanjutan. Hal ini tercermin dalam modul-modul yang kami rancang dan diskusikan dalam forum ini,” Plt. Frans Teguh menjelaskan. Direktur BPOLBF, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif.
BACA JUGA: 550 Delegasi Undang Labuan Bajo, Komunitas BPOLBF Hadiri KTT ASEAN 2023
Tiga narasumber yang profesional dan ahli di bidangnya turut memberikan materi pada hari pertama kegiatan.
Kontak person pertama yaitu Dr. Phil., saya. Rino Wicaksono, beliau merupakan dosen program studi “Arsitektur dan Perencanaan Kota” Institut Teknologi Indonesia.
Sebanyak 50 peserta offline dan 54 peserta online terlibat langsung dalam kegiatan ini, meskipun sasaran kegiatan ini adalah Kepala Dinas Pariwisata, Sekretaris Dinas Pariwisata dan beberapa instansi terkait lainnya di 22 Pembangunan Kembali/Kota NTT.
Namun secara online, kegiatan ini dapat dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan, perwakilan akademisi, dan operator pariwisata di seluruh NTT. Kegiatan amal ini berlangsung hingga 8 Maret dan mencakup 13 modul pembelajaran. (jlo/Medan Pers)