Medan Pers, Baku – PT Pertamina (Persero) kembali berperan aktif mendukung langkah nyata pemerintah Indonesia menuju pencapaian net zero gas rumah kaca (NZE) pada tahun 2017.
Pada sesi ke-29 Konferensi Para Pihak (COP) yang diadakan di Baku. Pada tanggal 11-22 November 2024, Pertamina berpartisipasi dalam forum yang didedikasikan untuk isu perubahan iklim dan transisi energi.
BACA JUGA: Hari Pahlawan Dirut Pertamina Ajak Perwira Perjuangkan Ketabahan dan Kemerdekaan
Dengan partisipasi ini, Pertamina memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi terkemuka yang berkomitmen terhadap keberlanjutan di Indonesia.
Jelaskan bahwa Hashim Dojohadikusumo, Ketua Delegasi Indonesia pada COP 29, menekankan komitmen Indonesia terhadap mitigasi perubahan iklim.
Baca selengkapnya: Pertamina dan Kementerian LH dukung Proyek Sungai Bersih Ciliwung
Hal ini tercermin dalam berbagai proyek dan proyek. Hal ini dilaksanakan oleh pemerintah dan BUMN untuk mempercepat target NZE.
“Kita mempunyai potensi penyerapan karbon yang sangat besar. dan melaksanakan proyek reboisasi untuk memulihkan hutan yang rusak. “Ini adalah inisiatif jangka panjang dengan dukungan bipartisan. untuk menciptakan lingkungan yang harmonis antara manusia dan alam, termasuk mitra internasional,” kata Hashim.
Baca selengkapnya: Forum ADIPEC Pertamina Patra Niaga 2024 menunjukkan kesiapan untuk memperkuat ekosistem LNG
Upaya Indonesia tidak bisa dilakukan sendirian. Kerja sama antar berbagai pihak harus terus dilanjutkan dan diperkuat.
Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Hanif Faisol Nurofig menekankan pentingnya kerja sama global dalam implementasi transisi energi berkelanjutan.
“Melalui kerja sama antar negara, sektor, dan komunitas, kita dapat mencapai ambisi kita untuk mengalahkan perubahan iklim. Kami berharap ruang ini menjadi ruang dialog dan aksi nyata dalam mencari solusi iklim berkelanjutan,” kata Faisol.
Indonesia juga memiliki banyak hutan yang dapat berfungsi sebagai penyerap karbon.
Kerja sama semua pihak untuk melindungi hutan sangat penting demi dunia yang lebih baik di masa depan.
Menteri Kehutanan Raja Juli Anthony mengatakan konservasi hutan dan kerja sama antar sektor merupakan tanggung jawab bersama yang perlu diwujudkan.
“Sehingga, dengan peran serta semua pihak, kita dapat menjamin kelestarian sumber daya alam Indonesia sebagai warisan bagi generasi mendatang,” kata Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communications Pertamina, menjelaskan bahwa Pertamina berupaya memperkuat posisi Indonesia dalam aksi global memerangi perubahan iklim.
Kegiatan ini sejalan dengan Peta Jalan Energi Bersih Pertamina yang terus mengedepankan langkah-langkah inovatif menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan.
“Kami ingin menjadi pionir dalam transisi energi. Memberikan kontribusi nyata terhadap upaya keberlanjutan. dan berperan sebagai katalis dalam mencapai masa depan energi hijau bagi Indonesia,” kata Fadjar.
Fadjar mengatakan, Pertamina ingin menunjukkan kemampuan Indonesia menjadi pemimpin global dalam mitigasi perubahan iklim melalui forum dan kemitraan tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan Pertamina adalah komitmen Zero Regular Flaring (ZRF), yang merupakan upaya nyata penurunan emisi gas rumah kaca.
Sejalan dengan Perjanjian Paris dan Kontribusi Nasional Indonesia (NDC), ZRF merupakan inisiatif penting yang menunjukkan kontribusi nyata Pertamina dalam mengurangi emisi metana. dan mendukung tujuan global untuk mengurangi emisi karbon.
Pertamina juga memfokuskan inisiatifnya pada pengembangan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).
Upaya ini merupakan bagian dari upaya ekonomi sirkular yang tidak hanya mendukung keberlanjutan, namun juga keberlanjutan. Namun hal ini juga mengatasi tantangan peraturan, teknologi dan keuangan dalam memproduksi bahan bakar penerbangan yang ramah lingkungan.
Dalam pertemuan tersebut, isu penurunan emisi metana juga menjadi perhatian utama Pertamina.
Sebagai salah satu sektor yang berkontribusi signifikan terhadap emisi metana, Pertamina bekerja sama dengan pemangku kepentingan internasional dan pelaku industri global.
Dengan strategi penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen dari level tahun 2021 sejalan dengan Global Methane Pledge, Pertamina terus menjajaki peluang untuk menerapkan inovasi yang efektif untuk mengurangi emisi metana.
“Semua upaya tersebut dilakukan Pertamina untuk mendukung dan mencapai visi misi pemerintah Indonesia terhadap Asta Cita baik dari sisi kemandirian energi maupun ekonomi hijau,” kata Fadjar (mrk/Medan Pers).