Medan Pers – Ruth Arca baru menggunakan kapal yang tidak cukup besar untuk mengarungi lautan tengah di Bumi. Bersama kapal tersebut, para penyanyi Malang ini mengemban misi kampanye lingkungan untuk mengedukasi masyarakat tentang bencana lingkungan.
Laporan Ridho Abdullah Akbar, Malang
Baca juga: Mungsolkanas, Masjid Tertua di Bandung Tempat Bung Karno Sering Sujud.
Arka Kinari bukanlah kapal besar. Panjangnya hanya 18 meter.
Sebuah kapal dengan dua tiang yang berdiri di atas tali berhasil melintasi 2 lautan. Dua belas tali diikatkan pada dua tiang.
Baca Juga: Madras Village, Little India penuh keharmonisan di Medan
Belum lama ini, kapal yang dibangun pada tahun 1947 ini melintasi Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik dan mendarat di pesisir selatan Malang.
Kini dimiliki oleh Arka Kinari, musisi asal Malang, New Ruth, yang membeli perahu bekas nelayan dari dua orang Belanda.
Baca juga: Pihak Swasta dan Tenant Asing Mulai dari Nol di Depok
Pemilik nama lengkap Nova Ruth Setyaningtias dan rekannya Gray Filastine membeli Arka Kinari pada 2012.
Nova mengungkapkan, Arka Kinari memulai perjalanannya dari Rotterdam, Belanda pada tahun 2019.
Setelah melintasi perbatasan Inggris, kapal berlayar ke selatan melalui Kepulauan Canary di Afrika Barat menuju Maroko.
Langsung ke Atlantik dan Karibia melalui Panama, lalu Meksiko, melalui Hawaii hingga Samudera Pasifik dan terakhir Indonesia, kata Novam.
Arka Kinari memiliki beberapa anak buah kapal (ABK) antara lain Blair, Lilia Kai, Fikri, Anastasia, dan Kibatul Hakim.
Pesawat itu bergerak mengikuti angin. Hanya saja saat tidak ada angin, Arka Kinari menggunakan generator untuk menjalankannya. Ini hanya 10 persen dari keseluruhan perjalanan.
Kapal renda Arka berlayar di Pelabuhan Pandok Dadap Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Tengah pada 10 Juni 2022. Foto: Ridho Abdullah/Medan Pers.
Kapal telah berubah. Kebutuhan listriknya dipenuhi oleh sistem panel surya.
Memang Arka Kinari tidak hanya berkelana menjelajahi berbagai lautan. Kapal tersebut juga menjalankan kampanye lingkungan.
Hal ini membawa berita baru tentang bahaya perubahan iklim akibat kerusakan lingkungan. Dia berjuang untuknya melalui musik.
Menurut Nova, upaya untuk merambat di lingkungan yang memiliki tepian arca memerlukan konsentrasi dan usaha yang kuat.
Dia terdorong untuk mengkampanyekan lingkungan bersama temannya yang mengundangnya mengunjungi pulau tersebut pada tahun 2016.
Nova kaget saat melihat banyak plastik di lautan. Sampah plastik sebagai salah satu polutan mempunyai dampak besar terhadap kondisi laut.
Polusi plastik tidak hanya ada di permukaan, tapi juga di dasar laut.
Nova meyakini laju kerusakan lingkungan di Bumi terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Banyak gunung es kini telah mencair. Banyak jenis bencana yang terjadi secara tiba-tiba.
Kondisi baru ini merupakan tanda rusaknya alam.
“Mereka (masyarakat) hanya mengetahui kapan terjadi bencana, padahal adaptasi lahan merupakan bentuk yang bisa berubah,” ujarnya.
Nova menambahkan, krisis air bersih juga terjadi di banyak tempat. Ia mencontohkan saat mengunjungi pulau berpenghuni Arca Kinari di Panama.
“Neneklah yang meminta air minum kepada kami: ternyata di pulau itu tidak ada kekurangan air bersih,” ujarnya.
Oleh karena itu, Nova mengajak semua pihak untuk lebih peka dan peduli terhadap lingkungan.
Menurutnya, kesadaran tersebut diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan agar generasi mendatang dapat menikmati keindahan alam.
New Ruth juga memiliki misi eksplorasi lain bersama Arca Kinari. Ia ingin menemukan kembali pesisir Indonesia seperti nenek moyangnya.
Pendiri Twin Sista ini menilai masyarakat Indonesia semakin terasingkan dari urusan kelautan.
Motto “Nenek moyangku adalah pelaut” adalah sebuah cerita, dan rasa ingin tahu tidak terpecahkan oleh anak cucu.
Nova juga berharap generasi muda Indonesia dapat mengarungi masa depan secara mandiri. Menurutnya, pendidikan dan pengetahuan tentang kelautan harus dipromosikan di dalam negeri.
“Saya sangat iri dengan kenyataan bahwa anak-anak muda di luar negeri dapat dengan mudah melakukan hal-hal yang tidak diinginkan selama liburan musim panas atau musim semi, tetapi tidak demikian halnya di Indonesia,” katanya.
Karena alasan lingkungan, Nova dan Arka Kinari melakukan perjalanan keliling dunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim. Dia melakukannya dengan terampil.
Arca Kinari juga menjadi panggung operasi Nova.
“Anti-lingkungan hidup tidak perlu dilakukan dengan tidak sabar, meski bisa jadi merupakan pendekatan yang dibuat-buat,” ujarnya.
Araka Kinari akan terus melewati lautan yang berbeda selama 7-10 tahun ke depan.
“Tahun ini kami masih mengunjungi Jawa, Bali, dan Sulawesi, kemudian tahun 2024 kami akan tampil di museum di Spanyol,” ujarnya. Jangan lewatkan video pilihan editor ini: