Medan Pers, Jakarta – The 11th International ICT Conference for Smart Society (ICISS) 2024 sukses digelar pada 4-5 September 2024 di Yogyakarta Multimedia College (STMM).
Konferensi ini dikemas dengan diskusi penting mengenai integrasi data dan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan masa depan yang lebih berketahanan dan berkelanjutan.
Baca Juga: Direktur TIK: Perlu perkuat keamanan TI di KPU jelang pemilu 2024
Diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), IEEE Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), INSPIRASI dan Smart City and Community Innovation Center (SCCIC), konferensi ini mempertemukan tokoh-tokoh penting dari pemerintah, universitas, dan akademisi. . Industri akan mengeksplorasi bagaimana teknologi informasi dan komunikasi dapat membentuk masyarakat cerdas, meningkatkan tata kelola dan mendorong pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Prof. Suhono Harso Supangkat yang hadir sebagai keynote speaker menyoroti kekuatan transformatif teknologi “Smart-X” di berbagai bidang seperti kota pintar dan energi.
Baca Juga: Kominfo Bantu UMKM Adopsi Teknologi Digital
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirgen Aptika Kominfo) Hokki Situngkir menekankan pentingnya kepercayaan dan keamanan dalam membangun masyarakat cerdas dan menyelaraskan pesan ini dengan “Gerakan 1000 Startup” Indonesia yang mengedepankan kewirausahaan dan inovasi digital.
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Profesor Zodan Aref Fekrullah berbagi wawasan tentang bagaimana digitalisasi, seperti penggunaan tanda tangan elektronik, mengubah pemerintahan dengan meningkatkan efisiensi administrasi.
Baca Juga: Teknologi Kecerdasan Buatan Jawaban Kebutuhan Mendesak di Sektor Manufaktur
Pembicara penting lainnya antara lain Prof. Kayoko Yamamoto dari Tokyo Electro-Communication University, yang menyoroti peran informasi ICT dan GIS dalam manajemen risiko bencana dan ketahanan masyarakat.
Sementara itu, David Klingberg dari Smart Planning and Design Australia membahas pentingnya desain kota pintar karena investasi infrastruktur global yang besar. Universitas Warwick Dr. García Reyes menyelidiki penggunaan kecerdasan buatan untuk menilai kerentanan struktural.
Profesor I.R. Lukito Eddy Nugroho dari Universitas Gadjah Mada melihat inisiatif kota pintar di Indonesia dan tantangan yang dihadapi pemerintah daerah dalam mengimplementasikannya.
Konferensi hari kedua mencakup acara sampingan yang disebut “AI untuk Smart X”, yang mencakup lokakarya tentang penerapan AI dalam mobilitas, tata kelola perkotaan, dan infrastruktur.
Dr. Dikatakan: Artificial Intelligence dan Internet of Things berperan dalam mengatasi tantangan mobilitas perkotaan seperti kemacetan dan keselamatan lalu lintas. Fazel Hedayat dari ITB memimpin diskusi.
Sementara itu, CEO PT Kazee Digital Indonesia I Made Ariya Sanjaya membahas analisis media yang aman dan penggunaan kecerdasan buatan untuk melawan ancaman dunia maya.
Konferensi ini sukses berkat dukungan sponsor utama antara lain Pertamina dan Samsung yang turut menyukseskan acara tersebut. Partisipasi mereka menunjukkan pentingnya kemitraan pemerintah dan swasta dalam memajukan teknologi dan infrastruktur kota pintar.
Terakhir, ICISS 2024 menyoroti peran penting kecerdasan buatan serta teknologi informasi dan komunikasi dalam membangun masyarakat cerdas. Program ini menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi digunakan untuk menciptakan lingkungan yang lebih efisien, berkelanjutan, dan berpusat pada manusia.
Dengan upaya berkelanjutan, inisiatif kota pintar menjanjikan transformasi kehidupan perkotaan menuju masa depan yang lebih berketahanan dan sejahtera. (esy/Medan Pers)