Medan Pers, London – Setelah Dian Pangestuti Neilson, seorang diaspora Indonesia di London, Inggris, bekerja di tempat penitipan anak Montessori selama dua tahun.
Dian memutuskan untuk berhenti bekerja di Montessori Nursery dan membuka tempat penitipan anak sendiri. Dia memiliki pekerjaan sebagai pengasuh atau pekerja penitipan anak.
Baca Juga: Agen Khusus Presiden Bagikan Tips Mencari Babysitter
Pada tahun 2015, ibu dari tiga orang putra yang kini sudah dewasa Akibat pernikahannya dengan James Neilson, Neilson memulai bisnis babysitter di rumahnya di Bóthar Bui. london utara
Dian mengurus anak-anak. bahwa orang tua harus bekerja di luar rumah
BACA JUGA: Lowongan Penitipan Anak Gaji Rp 1,7 Miliar Fasilitas Mewah Mobil
“Saya memutuskan menjadi babysitter karena saya bisa bekerja dari rumah. dan lebih leluasa dalam mengasuh anak,” kata Diane kepada Antara London, Rabu (16/12).
Dian mengatakan, tidak mudah membuka usaha penitipan anak untuk anak di bawah lima tahun (anak) di Inggris.
Baca Juga: Simak Kalimat Pertama Mahfud MD Menanggapi Tuduhan Ridwan Kamil
“Anak-anak yang saya rawat berkisar antara usia delapan bulan hingga lima tahun.”
Tak heran, ikatan batin Dian dengan anak-anak yang ia asuh begitu erat. dan itu bisa lebih dari sekadar ikatan antara orang tua seorang anak.
Itu tidak mungkin. Setiap pagi anak itu dibawa ke rumah tiga lantai bergaya Victoria milik Dian, dan Dian merawatnya seperti anaknya sendiri. Termasuk memberinya makan.
Pada awalnya, tidak mudah bagi keluarga di Inggris untuk menitipkan anaknya kepada Dian sebagai perempuan asing.
Namun, pengalaman bekerja di tempat penitipan anak Montessori menjadi keuntungan bagi Dian sebagai babysitter. Sebab, dia sudah memahami aturan pemerintah tentang pendidikan anak di bawah usia lima tahun.
Kualifikasi untuk bekerja di Taman Kanak-kanak Montessori memerlukan Diploma Tingkat 3 dalam Studi Anak dan Tenaga Kerja Remaja. dan mereka juga dapat bekerja di kelompok bermain anak-anak di sekolah dan di pusat anak-anak
Setelah mendaftar ke Ofsted, Kantor Standar Pendidikan Layanan dan Keterampilan untuk Anak-anak di Inggris Itu adalah proses yang rumit.
Di masa pandemi, tempat penitipan anak Dian tetap buka karena orang tua anak merupakan pekerja esensial.
“Alasannya kedua orang tuanya bekerja dan tinggal jauh dari kakek dan neneknya. dan tidak bisa meninggalkan anak-anak,” jelas Dian.
Tuhan hanya peduli pada dua anak sekarang. Karena penyebaran COVID-19
“Saat ini saya tidak ingin mencari anak lagi untuk diasuh,” kata Dian yang sebelumnya bekerja sebagai asisten pribadi (PA) di sebuah perusahaan asing di Jakarta.
Diane terus berusaha melindungi keluarganya. Karena di tengah pandemi juga ada risiko membawa orang lain ke rumah Anda.
Dian, yang belajar di Barnet dan Southgate College pada tahun 2012 sebelum bekerja di taman kanak-kanak Montessori selama dua tahun, mendirikan bisnis penitipan anak di sana. Suaminya saat ini menikah di Masjid Rawamangun, Jakarta pada tahun 1999 dan suaminya langsung memboyongnya ke Inggris.
Selama bekerja sebagai babysitter, Dia mengaku banyak mengalami suka dan duka, terlebih lagi anak-anak yang ditugaskan kepadanya masih berusia di bawah lima tahun.
Saat anak asuhannya terus belajar dan berpamitan, ia merasa sedih karena anak-anak itu selalu bersama setiap hari.
“Saya tahu perkembangan anak setiap hari,” ujarnya.
Dian kerap menerima hadiah atau voucher dari orang tua anaknya. yang ia urus untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Mereka menuliskan pesan-pesan menyentuh untuk Dian.
“Beberapa orang mengatakan saya adalah bagian dari kehidupan anak-anak mereka karena mereka tumbuh bersama. Saya bersyukur saya mulai bekerja dari awal. Saya bertemu orang tua yang baik dalam artian selalu bisa bekerja sama,” ujarnya.
Soal suka dukanya, pengasuhan anak Dian disambut baik. Karena pada dasarnya dia menyukai anak-anak.
“Bagi saya, sungguh menakjubkan belajar dan menyaksikan kemajuan mereka dari ketidakmampuan berbicara atau berjalan.”
Bahkan, Dian terkadang menyaksikan saat pertama kali anak-anaknya diasuh dan ia mulai bisa berjalan selangkah demi selangkah atau mulai berbicara. Sementara itu, orang tuanya sendiri tak melewatkan momen berharga itu.
Namun bukan berarti tidak ada penderitaan. le bron Dian mencontohkan saat ada masalah dengan orang tua anak, misalnya menjawab telepon terus menerus. atau terlambat membawa anak ke rumah
Terkait persoalan pembayaran uang sesuai kesepakatan, orang tua dan anak masih melakukan pelanggaran.
Sementara menjadi main hakim sendiri juga mempunyai risiko, seperti kemungkinan anak mengalami kecelakaan di rumah pengasuhnya dan tidak ada saksi lain.
Selain itu, jika anak yang diasuh belum bisa berbicara, pengasuh anak akan berusaha melaporkan kebenarannya kepada orang tua dan berharap mereka akan memberikan tanggapan positif.
Babysitter memiliki banyak tanggung jawab yang harus mereka penuhi sendiri, seperti membuat laporan tentang anak. atau bahkan penghasilan yang harus dilaporkan ke HMRC/Inland Revenue atau Badan Pajak Bisnis Inggris (Antara/Medan Pers)