Medan Pers, JAKARTA – Jumlah investor kripto pun meningkat menjadi 20,59 juta pada Juli 2024.
Dikutip Bappebti, perdagangan aset kripto di Indonesia terus menunjukkan tren positif sepanjang Januari hingga Juli 2024.
BACA JUGA: Tabungan Emas Pegadaian: Investasi Mudah, Murah dan Aman
Tercatat total nilai transaksi aset kripto mencapai Rp344,09 triliun, meningkat 353,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hal ini menunjukkan adopsi mata uang kripto terus meluas di kalangan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Dapat Lisensi Bappebti, Pluang Resmi Menjadi Crypto Exchange Pertama di Indonesia
Oscar Darmawan, CEO INDODAX, melihat tren bisnis kripto di Indonesia sangat positif.
Menurutnya, pertumbuhan transaksi dan bertambahnya jumlah investor membuktikan kripto semakin diterima masyarakat.
BACA JUGA: OJK Bidik Transformasi Besar di Sektor Aset Kripto, CEO Indodak Nyatakan Kesediaannya
Melihat tren tersebut, Oscar pun meyakini pertumbuhan pasar kripto di Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang inovasi di sektor keuangan digital di masa depan.
“Meningkatnya adopsi cryptocurrency membuka peluang besar bagi pengembangan produk keuangan baru yang lebih mudah beradaptasi dan relevan dengan kebutuhan masyarakat digital.” “Inovasi seperti pembayaran berbasis blockchain, kontrak pintar, berpotensi mengubah cara kita melakukan transaksi, investasi, dan manajemen aset secara keseluruhan,” kata Oscar.
Di sisi lain, meski terjadi peningkatan transaksi kripto dan investor selama berbulan-bulan, namun harga pasar Bitcoin kini mengalami koreksi yang terlihat dari turunnya harga Bitcoin sore ini, Jumat 30 Agustus. , 2024 diamati. turun menjadi sekitar $59.000.
Oskar menambahkan, hal ini merupakan bagian dari dinamika pasar yang harus dihadapinya.
Fluktuasi harga ini menunjukkan pentingnya pendekatan investasi yang hati-hati dan terinformasi.
“Koreksi harga Bitcoin saat ini jangan dilihat sebagai indikasi negatif, namun sebagai bagian dari siklus pasar yang lebih besar,” jelasnya.
“Penting juga bagi investor untuk tidak terpengaruh oleh pergerakan harga jangka pendek dan tetap fokus pada strategi investasi jangka panjang. Terutama dalam manajemen risiko yang lebih baik dan memanfaatkan peluang yang ada,” tambah Oscar.
Menurut Oscar, berinvestasi di kripto tidak hanya soal jual beli aset, tapi juga memahami teknologi yang mendasarinya.
“Kami terus berupaya memberikan wawasan mendalam mengenai teknologi blockchain dan bagaimana penerapannya di berbagai sektor industri,” lanjutnya.
Oscar menyatakan bahwa Dollar Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi yang sangat penting di pasar kripto yang bergejolak.
Dengan menerapkan DCA, investor dapat mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga jangka pendek dan menghindari pengambilan keputusan investasi yang dipengaruhi oleh emosi.
“Strategi ini memungkinkan investor untuk membeli aset kripto secara berkala dengan jumlah yang tetap,” ujarnya.
INDODAX juga terus berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap investasi kripto dan teknologi blockchain melalui INDODAX Academy (chi/Medan Pers).