Ahmad Ali-AKA Bakal Gratiskan Perlengkapan Sekolah serta Beri Beasiswa kepada Siswa & Pengajar

author
3 minutes, 26 seconds Read

Medan Pers, JAKARTA – Calon wakil gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) nomor urut 1 Abdul Karim Aljufri (AKA) mengatakan permasalahan putus sekolah atau tidak mencapai target RLS disebabkan oleh kemiskinan. 

Untuk itu, ia dan calon gubernur Ahmad Ali berkomitmen meningkatkan akses dan mutu pendidikan, serta mewujudkan infrastruktur dan infrastruktur pendidikan di Sulteng yang merata dan memadai.

BACA JUGA: BPJS Kesehatan & Freelance Ahmad Ali-AKA Berantas Kemiskinan di Sulawesi Tengah

“Gratis, tapi mereka tetap putus sekolah.” Kita melihat keluhan dari para orang tua yang kesulitan membelikan perlengkapan sekolah seperti seragam, buku, dan sepatu untuk anaknya. Semua ini kami lakukan secara gratis di tingkat dasar dan menengah di seluruh Sulawesi Tengah. “Orang tua tidak perlu lagi khawatir dan bisa menyemangati anaknya untuk bersekolah,” kata AKA yang merupakan Ketua Umum Gerindra Wilayah Sulawesi itu.

Selain itu, Juara Dunia Pencak Silat ini menyampaikan kabar terkini, 29.064 anak usia 16-18 tahun putus sekolah di Sulawesi Tengah. Sementara itu, terdapat 208.930 siswa berusia 19-24 tahun yang belum pernah bersekolah.

BACA JUGA: BPJS Kesehatan Gratis Ahmad Ali-AKA Update bagus untuk diikuti

“Kami akan memberikan beasiswa daerah kepada 29.064 siswa dan 208.930 siswa, serta merehabilitasi dan memulangkan anak-anak yang putus sekolah. Kami akan memberikan beasiswa kepada para guru, untuk memperoleh ijazah atau pendidikan tinggi, karena di situ juga kunci peningkatan mutu pendidikan,” kata AKA.

AKA mengaku tidak hanya menjamin seragam, perlengkapan sekolah, dan beasiswa gratis, namun ia menegaskan akan membuat kondisi pendidikan di Sulteng layak dan memadai.

BACA JUGA: Ahmad Ali-AKA jamin BPJS Gratis, beban warga lega

Diakui AKA, gedung sekolah dasar di Sulteng sudah tersebar di pelosok Sulteng.

Sayangnya, hal ini belum dikaji ulang untuk sekolah menengah pertama, khususnya sekolah menengah atas yang dikelola pemerintah provinsi.

“Banyak anak-anak yang telah menyelesaikan pendidikan dasar di Sulawesi Tengah namun bingung untuk masuk SMP dan SMA karena infrastruktur di daerah tersebut kurang memadai baik kuantitas maupun kualitas. Ini yang perlu ditingkatkan, pemerataan akses dan pendidikan. “ucap AK.

AKA juga memastikan akan mengembangkan pendidikan vokasi untuk melatih keterampilan dan kemampuan generasi muda Sulawesi Tengah di bidangnya.

Dia mencontohkan perlunya membuka program keterampilan sesuai kebutuhan pasar seperti Morowoli, Palu dan Morowali yang merupakan perusahaan berbasis nikel dan emas. Sedangkan di Pariga Mutong dan Banggai, Anda bisa bergerak di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.

“Pendidikan vokasi dan teknik akan diberikan melalui penyediaan politeknik di kabupaten tersebut. Selain itu, pendidikan vokasi dapat dimasukkan ke dalam kurikulum untuk memenuhi kebutuhan industri Sulawesi Tengah. Kami juga akan memperluas kerja sama antara SMK dengan swasta dan BUMN agar generasi muda Sulteng siap bekerja dan mempunyai peluang bersaing di kancah internasional setelah mengenyam pendidikan,” kata AKA.

AKA menambahkan, kegagalan menjaga RLS bisa jadi karena mereka melakukan hal lain seperti bekerja atau membantu orang tua dan perkawinan anak di Sulawesi Tengah, itulah yang membuat saya khawatir saat ini.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS 2022, angka pernikahan anak atau pernikahan dini di Sulawesi Tengah mencapai 12,65 persen dan menduduki peringkat kelima di Tanah Air.

“Alasan utamanya adalah para orang tua berjuang melawan kemiskinan ekstrem dengan memaksa anak-anak mereka bekerja dan menikah.” Kita harus turun tangan, punya program bisnis yang melibatkan masyarakat. “Ada 10.000 wirausaha, pengembangan lahan pertanian dan peternakan seluas 30 hektar, pengembangan UMKM, penyediaan modal, bantuan usaha, semua itu tercipta atas kerja sama pemerintah dan masyarakat. Tidak diragukan lagi, program ini akan meningkatkan taraf hidup warga. perekonomian,” AKA melaporkan.

Permasalahan lainnya adalah sulitnya mendaftar ke sekolah. Kendala ini tidak hanya dialami oleh anak-anak, namun juga bagi pemerintah, kepala sekolah, bahkan guru yang ingin meningkatkan pendidikan di daerah.

Oleh karena itu AKA ingin memastikan bahwa perbaikan jalan, infrastruktur, dan infrastruktur sekolah layak dan memadai.

Menurut AKA, kunci penyelesaian permasalahan akses ini adalah kerja sama antar negara, kota, dan kabupaten.

Beberapa hal yang akan dilakukan oleh Ahmad Ali dan AKA dan berada dalam wilayah hukum provinsi tersebut adalah menyelesaikan wilayah kosong (686 desa), membantu pemasangan sambungan listrik untuk 35.000 rumah tangga yang belum mempunyai listrik, memfasilitasi penyediaan listrik di wilayah tersebut. wilayah 3T, akselerasi, peningkatan. keseimbangan pembangunan jalan dan jembatan, serta irigasi.

Kemudian mempercepat, meningkatkan koneksi darat dan air di kabupaten, serta pemeliharaan jalan provinsi dan irigasi.

“Perekonomian membaik, jalan bagus, kualitas guru, prasarana dan sarana semakin baik, saya yakin PUSAT bisa menyelesaikan masalah pendidikan ini,” pungkas AKA. (dil/Medan Pers)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *