Medan Pers Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 menyebabkan banyak orang kehilangan cara hidup. Beratnya beban hidup memaksa mereka yang tidak sabar untuk mengambil jalan pintas.
Laporan Kenny Kurnia Putra, Jakarta
BACA: 3 Orang Tabrak Lari Perebutan LC di Diskotik, Ya Tuhan
EFEK Electronic Dance Music (EDM) menghantam ruangan sebuah klub malam di Jalan Pangeran Jayakarta, Mangga Besar, Jakarta Pusat, pada suatu malam.
Klub malam berada di belakang area perbelanjaan.
BACA: Ibu Rumah Tangga Merokok, Selalu Dicabuli Anak Laki-Laki
Musik keras membuat penonton kewalahan. Udara di dalam ruangan itu diredupkan oleh cahaya redup dari kerlap-kerlip lampu.
Para pelayan di ‘klub lokal’ dengan cepat menyajikan minuman beralkohol kepada tamu baru.
BACA: Video 4 Kades dan LC Beri Ruang, Gubernur Marah, Ini yang Terjadi
Tak lama kemudian, seorang pria bernama ‘Papi’ mendatangi para tamu.
Tanpa berlama-lama, Papi langsung menawarkan jasa pemandu lagu atau pendamping (LC) kepada para tamu yang membutuhkan pendamping sepanjang malam.
Setelah itu, pria gendut itu meninggalkan tamunya, dan kembali dengan membawa segudang LC.
Semua LC ditutup sebagian. Semenit kemudian, Papi memperkenalkan satu per satu LC yang berdiri di depan para tamu.
Tentu saja, semua LC menggunakan nama anonim. “Pilih,” kata Papi kepada tamunya.
Dengan biaya Rp 395.000 per jam, tamu bisa datang dengan panduan lagu opsional. Malam itu, Lara – bukan nama sebenarnya – menjadi salah satu tamu pilihan LC.
Perempuan berusia 25 tahun itu mengaku berasal dari Jakarta. Lara telah menjadi LC selama dua tahun terakhir.
“Saya sudah dua tahun bekerja di sini, sejak Covid-19 muncul,” kata Lara kepada Medan Pers.
Sebelumnya Lara bekerja sebagai sales girl (SPG). Pandemi Covid-19 yang telah menghancurkan perekonomian telah membuat CCA tidak mempunyai banyak mandat.
Sebelumnya saya bekerja sebagai SPG di bidang retail. “Bisa kerja di sini karena ada agensinya,” ujarnya.
Lara mengaku cukup berani untuk menjadi seorang LC. Dia bekerja sendiri untuk menghidupi anaknya.
Namun layanan Lara tidak terbatas pada pengunjung saja. Ia kerap diminta memberikan pelayanan tambahan, yakni mengatur urusan seksual tamunya.
“Jadi, tergantung tamunya. “Kalau cuma mau ngopi bareng dia ya, turunlah (nikmati musiknya, Red),” ucapnya.
Jika tamu membutuhkan layanan tambahan, Lara akan membawanya ke ruangan lain.
“Rata-rata tentu saja (berhubungan seks, Red.), jarang yang minta minum,” jelasnya.
Lara menjelaskan, klub malam tempatnya bekerja memiliki beberapa ruangan di lantai 2 dan 3. Kamar-kamarnya diberi nomor seperti di hotel.
Di ruangan ini terdapat kasur dan kamar mandi untuk mencuci. Di ruangan-ruangan inilah Lara dan rekan-rekan profesionalnya kerap melayani tamu-tamu yang ingin melepas nafsunya.
Namun tak jarang Lara mendapat tamu yang marah-marah. “Aku punya banyak keinginan, aku ingin seperti ini, aku ingin seperti ini,” kata wanita berambut sebahu itu.
Lara wajib melakukan apa pun yang diinginkan tamu itu. Karena dia tidak ingin mengambil risiko.
“Kalau kita tidak menuruti (permintaan tamu, Red.) kita akan ditangisi oleh mereka, bukan mereka yang akan malu,” ujarnya.
Menurut Lara, di pusat hiburan tempatnya bekerja ada sekitar 200 LC. Semua orang bisa diajak melakukan hal ini, termasuk mengajak mereka jalan-jalan.
“Biasanya masyarakat yang minta. Tergantung kesepakatan harga dengan ibu (mucikari, Red),” ujarnya.
Wanita rumit ini mengaku punya anak laki-laki. Lara juga bertemu pacarnya di sana.
“Aku punya pacar, dulu aku juga sering kedatangan pengunjung,” jawabnya singkat.
Ada juga cerita serupa dari Vera – bukan nama sebenarnya – yang juga LC. Seorang wanita asal Lampung menjadi pemimpin lagu karena ajakan temannya.
“Saya bisa bekerja di sini karena teman saya mengundang saya. Sebelum dan di CCA,” ujarnya.
Padahal, Vera sangat ingin meninggalkan pekerjaannya saat ini dan mengejar karir lain. Namun, dia harus tetap pada keinginannya.
Menurut Vera, ia harus mengeluarkan uang jika ingin berhenti bekerja di sana.
“Harus bayar, ada uang yang harus dibayar,” katanya.
Namun Vera tidak merinci barang atau jaminan yang harus dibelinya. Dia mengatakan bahwa sebagian besar rekan-rekannya di LC berhutang pada agensi ini.
Pandemi ini memaksa LC untuk mencari hutang agar dapat bertahan hidup. Akibatnya, jebakan utang membuat LC klub malam kesulitan berganti pekerjaan.
“Awal Covid-19 (fasilitas hiburan) ditutup selama dua minggu. Jadi karena tidak berfungsi, banyak masyarakat yang berhutang ke instansi tersebut, kata Vera.
Seorang ibu tunggal dengan satu anak juga punya pacar. Dia jatuh cinta pada tamunya.
“Awalnya mereka tamu, lalu pacaran,” kata perempuan berambut pirang itu.
Bahkan, pacarnya sempat meminta Vera berhenti bekerja. Pacarnya juga berjanji akan menikahinya.
Namun, hingga saat ini janji tersebut belum terealisasi. “Dia bilang dia akan bertanggung jawab, tapi dia sekarang di luar negeri, bekerja,” katanya.
Dalam keadaan seperti itu, Vera harus menghidupi anaknya yang baru berusia lima tahun. Dia menyerahkan anaknya kepada keluarganya di Lampung.
Mata Vera berkaca-kaca. Ia sangat berharap ada pria yang mau menerimanya di pekerjaannya saat ini.
“Saya tahu, pekerjaan saya seperti ini,” ujarnya (mcr8/Medan Pers).