Medan Pers, Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi mengubah pekerjaan masa depan. Pendidikan kejuruan juga perlu diubah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Adi Norianto, Direktur Kemitraan dan Koordinasi Dunia Usaha dan Industri (Mitras DUDI), untuk menjawab tantangan tersebut, kerja sama dengan dunia industri harus diperkuat agar keterampilan yang dikembangkan di sekolah kejuruan sejalan dengan kebutuhan. bekerja. . .
Baca Juga: Pekerjaan Baru RL Bikin Warga Curiga, Ternyata Pengangkut Narkoba
Keterampilan teknologi digital diprediksi semakin dibutuhkan. Namun kemampuan non-teknis atau soft skill seperti berpikir analitis dan kreatif juga tidak kalah pentingnya. Kemajuan teknologi akan menggantikan berbagai jenis pekerjaan, namun sekaligus melahirkan jenis-jenis pekerjaan baru.
Dinamika pasar tenaga kerja tahun 2024 akan menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini didorong oleh adaptasi terhadap kemajuan teknologi, salah satunya adalah kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan (AI),” kata Adi di awal buku berjudul Future Vision Work and Skills: How Technology is Changing Indonesia’s Work Making the world? di Jakarta pada tanggal 29 November 2024.
Baca juga: Anara Rasooli Bicara Soal Pekerjaan Barunya
Dikatakan pula, Departemen Kemitraan dan Regulasi Dunia Usaha dan Industri (Mitras DUDI) telah melakukan survei Future of Work (FoW) untuk memetakan tantangan dan peluang yang mungkin muncul di dunia industri.
Data survei pekerjaan masa depan dikumpulkan dengan menggunakan metode survei online. Survei tersebut melibatkan responden dari 20 sektor industri yang terbagi dalam 6 kelompok yang tersebar di seluruh Indonesia dan menjangkau 38 provinsi serta melibatkan sebanyak 1.095 responden.
Baca Juga: Teknologi 5G Bisa Ciptakan 5,1 Juta Lapangan Kerja Baru di Tahun 2035
Buku yang disusun oleh Departemen DUDI Mitras, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama dengan Litbang Kompas ini membahas tren ketenagakerjaan yang mencakup pekerjaan dan keterampilan masa depan, serta dampak teknologi terhadap dunia kerja.
“Hal ini dilakukan untuk memahami dinamika dunia industri, seperti cakupan pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan, tren saat ini, kurikulum yang berlaku, dan konsep industri ketenagakerjaan,” jelas Adi Norianto.
Adi menyampaikan Departemen DUDI Mitras berkomitmen menjawab tantangan dunia kerja dengan menyediakan lulusan profesional yang kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri.
“Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi satuan pendidikan vokasi, pengambil kebijakan, mahasiswa vokasi, dan pelaku industri untuk mempersiapkan kebutuhan terkait pekerjaan di masa depan,” ujarnya.
Adi menjelaskan ruang pengembangannya akan semakin luas. Oleh karena itu, buku ini memberikan pemahaman mengenai kebutuhan dunia kerja.
Terutama dalam menciptakan solusi industri sektoral. Lanjutnya, “Dengan adanya buku ini, kami berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.”
Adi menambahkan, masa depan dunia kerja bukan hanya sebuah tantangan namun juga merupakan peluang besar untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Buku tersebut menggambarkan dinamika kerja di perusahaan selama lima tahun ke depan. Pekerjaan seperti pemasaran/pemasaran digital dikatakan akan tumbuh dalam 5 tahun ke depan.
Sedangkan posisi seperti HR/Personil akan tetap stabil. Namun tugas administratif dianggap lebih sedikit. (esy/Medan Pers)